Mohon tunggu...
Yohanes OentoroSiallagan
Yohanes OentoroSiallagan Mohon Tunggu... Mahasiswa - IKOR UNSIKA

Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Singaperbangsa Karawang

Selanjutnya

Tutup

Medan

Mossak dari Tanah Batak

19 Desember 2021   21:55 Diperbarui: 19 Desember 2021   22:03 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medan. Sumber ilustrasi: TRIBUNNEWS/Aqmarul Akhyar

Mossak adalah olahraga seni bela diri kuno asal Sumatera Utara tepatnya dari Beladiri Suku batak yang berpakaian hitam-hitam. Mossak di kenal memiliki ilmu-ilmu kebatinan dan tidak sembarangan orang untuk mempelajarinya. 

Penerus-penerus Ilmu mossak yang tersisa tidak berani menurunkan atau mengajari anaknya jurus mossak ini karena bisa mempengaruhi kepercayaannya terhadap Maha Pencipta. 

Seiring dengan waktu beladiri mossak diubah gerakannya dan di buat peraturannya, dan sistem pertandingannya seperti pertandingan pencak silat agar bisa diterima masyarakat luas, tetapi karena tidak ada orang batak yang meneruskan beladiri ini sehingga menghilang seiring dengan kemajuan zaman. Yang masih mengetahui peraturan pertandingan Mossak sudah mustahil dijumpai, buku-buku peraturannya juga tidak dapat dijumpai sekarang ini.

Bela diri Mossak yang berasal dari Raja Lontung seiring berjalannya waktu berkembang pada jamannya, dimana pada perkembangannya Mossak digunakan tidak saja hanya sebatas bela diri melainkan dipadu menjadi sebuah tor-tor pada masyarakat Batak Toba

Mossak ini ditampilkan dengan iringan musik tradisional Batak Toba, selain itu Mossak juga digunakan untuk menyambut orang-orang yang sangat penting termasuk menyambut seorang raja dalam acara pesta. 

Sebagai seni bela diri, mossak tidak sekadar keterampilan bertarung. Mossak juga mengajarkan keterampilan yang sifatnya kebatinan. 

Juga pengetahuan akan obat-obatan. Kompleksitas “ilmu” yang diajarkan dalam mossak itu membuat tak semua orang mampu dan berhak belajar mossak. “Dulu mossak itu diajarkan pada orang tertentu. Bukan maksudnya membatasi, namun menjaga agar ilmu yang diperoleh itu tidak disalahgunakan. Tidak semua orang yang mau belajar diterima.

Dilihat dulu kepribadian dan sifatnya,” ujarnya.  Dijelaskan Sirait, pada dasarnya mossak mengajarkan seseorang untuk bersatu dengan Tuhan melalui media alam. Manusia adalah bagian kecil dari zat yang ada di alam semesta. Zat-zat lain ada pada alam. Apakah itu udara, air, api, tanah, maupun makhluk hidup lainnya.  “Manusia sendiri diberi berkat oleh Tuhan untuk dapat mempersatukan zat-zat itu ke dalam dirinya. Tujuannya banyak. 

Bisa untuk kekuatan, penyembuhan maupun untuk melihat masa yang akan datang,” kata Sirait yang mengaku belajar mossak dari guru spiritual Sorimangaraja Sitanggang.  Gerak dasar mossak diawali dengan kuda-kuda, di mana seseorang berposisi setengah jongkok dan kedua kaki kakinya diangkat bergantian dengan mengikuti titik berat tubuh. Kemudian tangannya digosokkan ke punggung sebagai persiapan untuk menyerang, menangkis maupun bertahan.

Itulah yang menjadi ciri khas mossak. Kuda-kudanya lebih lebar dan rendah. Kedua kaki diangkat saling bergantian mengikuti berat tubuh.  Konon, gerakan itu terinsipirasi dari cerita seseorang yang tengah membakar api unggun di tengah hutan. Saat itu malam sangat dingin dan pekat. 

Orang itu jongkok di bawah pohon sambil mengarahkan kedua tangannya dalam posisi telungkup ke arah api. Karena tangannya mulai panas ia menggosok-gosokkan tangannya ke punggungnya. Kemudian tiba-tiba sebuah ranting jatuh dan refleks ia menangkisnya serta olahrga ini pastinya untuk melindungi diri dari mara bahaya. Gerakan itulah kemudian dijadikan gerakan dasar mossak.  Namun kini mossak sendiri sudah hampir punah..

Ilmu Mossak ini dapat di wariskan tetapi tidak dengan sembaran orang, para ahli Mossak akan memilih orang yang tepat dan dapat dipercayai untuk meneruskannya. Ilmu ini sangat sulit untuk menemukan orang yang tepat untuk meneruskannya karna sebagian orang menganggap ilmu ini tidak mempercayai sang pencipta. 

Namun semua prasangka itu kembali kepada individu seseorang bagaimana ia menanggapi hal tersebut, sehingga ilmu bela diri ini dapat di jaga, dilestarikan dan diwariskan sebagai identitas budaya Batak Toba. Bela diri ini dapat dogolongkan ke dalam folklore lisan atau sastra lisan yang mencakup kreatiivitas manusia yang sampaikan secara turun temurun dengan bentuk seni tradisi.

Mossak batak sendiri memiliki 9 (sembilan peringkat/Sabuk). Namun agak berbeda dengan seni bela diri lainnya Peringkat disini yang dimaksud tidak berarti semua orang dapat mempelajarinya. Peringkat yang dimaksud disini lebih menuju kepada arti Ciri Khas. 

Maka masing-masing daerah dan marga bisa jadi berbeda-beda ciri khasnya. Dan peringkat yang dianggap paling sakti adalah peringkat kesembilan.

Berikut peringkat atau ciri khas Mossak:

1. Sabuk Tapak Pagar
Peringkat ini menguasai langkah-langkah pantangan mossak dan jurus siaga depan, belakang, kiri dan kanan.
2. Sabuk Desa naualu. Peringkat ini menguasai langkah delapan penjuru mata angin dan langkah pane bolon.
3 Sabuk Bintang Tolu. Peringkat ini menguasai langkah ilmu kekuatan bumi.
4. Sabuk Tapak seleman. Peringkat ini menguasai langkah dan kekuatan tiga benua (Benua atas, tengah dan bawah).
5. Sabuk Bintang Lima. Peringkat ini menguasai langkah dengan ilmu lima jari dan lima darah manusia yang dapat disatukan dengan darah Tuhan
6. Sabuk Siopat Suhi. Peringkat ini menguasai ilmu yang mengenai kekuatan yang ada pada urat dan tubuh manusia.
7. Sabuk Bintang Tujuh. Peringkat ini menguasai langkah dengan menggunakan panca indra.
8. Sabuk Bolat. Peringkat ini menguasai langkah menggunakan ilmu kekuatan, kesaktian dan kesucian udara.
9. Sabuk Ingsun. Peringkat ini menguasai langkah inti dan kunci rahasiadari seluruh peringkat/sabuk. Peringkat ke sembilan ini merupakan peringkat Mossak yang paling sakti.

Keberadaan bela diri Mossak sejalan dengan kepercayaan batak Toba zaman dahulu, dimana Batak Toba menganut agama Malim atau kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Kepercayaan ini sangat berkaitan erat dengan bela diri Mossak dapat dilihat dari cara berdoa dan menyembah dengan cara memaggil atau menyerukan Sang Penciptanya yaitu Oppung Mulajadi Nabolon. 

Sebelum latihan atau melakukan Mossak, pelatih dan pemossak berdoa kepada Oppung Mulajadi Nabolon suapaya mereka dijauhkan dari segala marabahaya. 

Mossak ini dapat dikatakan sebagai folklor karena pengajarannya secara lisan dan praktik juga di kenalkan melalui cerita yang disebut cerita rakyat. 

Menurut kamus besar bahasa indonesia folklor ini ialah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun, tetapi tidak di bukukan.

Atraksi ini dapat dimainkan oleh satu orang dan juga bisa 2 orang. Jika pelaku atraksi 2 orang maka keduanya dibatasi oleh ke 2 perempuan tersebut dan par mossak harus berdiri berseberangan. Jika akan bertukar tempat maka ke dua par mossak akan berputar mengelilingi ke 2 perempuan pembatas karena mereka tidak boleh melewati kedua perempuan tersebut.  Mossak selalu diiringi dengan Gondang ,nama Gondang Pengiring adalah Gondang Batara Guru dan bisa juga Gondang Haro-Haro.

Gerak dasar mossak diawali dengan kuda-kuda, di mana seseorang berposisi setengah jongkok dan kedua kaki kakinya diangkat bergantian dengan mengikuti titik berat tubuh. Kemudian tangannya digosokkan ke punggung sebagai persiapan untuk menyerang, menangkis maupun bertahan

1. Nilai religius tersebut dikenalkan sejak kecil oleh masyarakat batak melalui suatu kegiatan atau dari media seni-budaya. Sehingga semua khususnya daerah tanah batak bisa lebih mengenal seni olahraga

Mossak batak ini.

2. Adapun nilai moral pada seni olahraga mossak batak ini adalah lebih menghargai leluhur dan juga kita bisa melindungi diri kita sendiri ataupun membantu orang yang sedang membutuhkan pertolongan

Mossak dalam masyarakat batak itu sangat melekat karena merupakan turunan dari leluhur raja batak namun seiring perjalanan waktu yang bertentangan dengan Tuhan sehingga seni olahraga bela diri mossak ini mulai di tinggalkan ataupun tidak di warisi tetapi di tanah batak masih ada yang melestarikan seni olahraga mossak ini khususnya di daerah Parapat ataupun Tobasa yaitu pelatihnya yang terkenal adalah Sori Maharaja Sitanggang

Mossak dalam ekonomi itu sebenarnya sangat membantu nilai ekonomi dalam masyarakat sekitar karena mossak ini juga di tampilkan dalam suatu perayaan besar acara khususnya di daerah tanah batak dan sering di pakai dalam penyambutan raja batak dan juga wisatawan yang ingin lebih tau dalam seni bela diri mossak ini karena tanah batak terkenal dengan danaunya yaittu Danau Toba dan pastinya menarik wisatawan yang ingin berkunjung kesana sekaligus mempelajari seni beladiri mossak tersebut.

Mossak pastinya sangat membantu dalam pengembangan daerah wisata karena seni bela diri ini sering di pertunjukkan dalam acara acara penting di tanah batak ataupun upacara penyambutan raja raja batak

Permainan ini sangat bertentangan dengan norma yang berlaku karena tidak sembarangan orang yang dapat mempelajarinya tapi seiring perkembangan zaman ada saja wisatawan yang tertarik mempelajarinya karena ini merupakan seni beladir

Mossak merupakan seni olahraga beladiri yang patut untuk dilestarikan karena ini merupakan seni bela diri yang berasal dari Indonesia seperti halnya silat dan sayang bila halnya suatu kebudayaan yang beragam dalam Indonesia tidak di lestarikan pastinya akan hilang satu persatu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun