Mohon tunggu...
Yohanes Natonis.
Yohanes Natonis. Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka sastra Menulis adalah salah satu wadah dimana kita akan tetap dikenang walau raga tak lagi berjiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggu

5 September 2022   08:25 Diperbarui: 5 September 2022   08:31 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokumen pribadi.

    Denting waktu bergulir tanpa sedikitpun menyapa terlebih dahulu.

  Bisikan angin menyapa telinga seakan ingin bertegur sapa.

   Sang Surya yang mulai terbenam diujung barat membuka kembali deretan  album yang kelabu.

Album yang hanya menyisakan deretan penantian tanpa ada kepastian.

   Entah kata apa yang tepat untuk mengambaeka isi hati ini!

    Menunggu!!

, itu kata yang paling ku benci.

Baca juga: Kebisingan Malam

Karna menunggu mengisyaratkan sebuah kepastian yang tak pasti.

Baca juga: Lorong Hampa

   

Tapi dengan menunggu kita belajar bahwa tak segala hal yang kita nantikan dapat kita jumpai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun