Mohon tunggu...
Yohanes Natonis.
Yohanes Natonis. Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka sastra Menulis adalah salah satu wadah dimana kita akan tetap dikenang walau raga tak lagi berjiwa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Saat Awal dan Saat Akhir Kosmos (Refleksi atas Tindakan Manusia)

29 Juni 2022   10:48 Diperbarui: 29 Juni 2022   11:05 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber gambar dokumen pribadi)

Pendahuluan:

Dua pertanyaan mendasar dalam persoalan kosmos adalah apakah kosmos itu berawal dan berakhir. Para Filsuf baik dari Yunani Kuno telah mengukapkan jawaban mereka yang tentunya berdasarkan refleksi atau pengalaman mereka dengan kosmos yang lalu dikaji atau diuji dalam akal budi. Parmenides mengawali pembicaan ini dengan menyatakan alam semesta tidak memiliki saat awal dan saat akhir. Ia mendasarkannya atas asumsi bahwa yang tetap adalah yang ada, tanpa gerak, tanpa perubahan, ruang dan waktu adalah ilusi. 

Lantas bagaimanakah menilai situasi ini? Kaum Utilitarianisme berpandangan bahwa perkembangan yang baik itu hanya kalau ada kebaikan bagi semua. Joseph Flether mengajukan suatu perbuatan yang harus dilakukan berdasarkan situasi. Sesungguhnya dalam etika situasi tidak ada norma umum yang absolut yang dijadikan sebagai patokan. Tetapi semuanya sesuai dengan situasi yang tentunya unik dan mempunyai jalan keluarnya tersendiri. Dan satu satunya prinsip atau hukum dalam pengambilan keputusan adalah norma cinta. 

Penamaan: 

Kata Kosmos berasal dari kata Yunani yang berarti :" susunan atau keteraturan." Kata susunan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti:"1. Sesuatu yang sudah diatur dengan baik, karang mengarang, 2. Sesuatu yang sudah disusun (ditumpukan), 3. Hasil Menyusun. Sedangkan kata keteraturan berarti:" kesamaan keadaan, kegiatan, atau proses yang terjadi beberapa kali atau lebih; keadaan atau hal teratur. Dengan demikian, maka orang-orang Ionia Kuno berani menyatakan bahwa "Alam semesta dapat dimengerti", karena alam semesta memperlihatkan suatu keteraturan. Dalam Metafisikan ketika berbicara mengenai sifat transendental dari "Ada" adalah kesatuan. Semakin barang itu bersatu maka barang itu semakin dikenal. Tetapi, jika barang-barang itu tidak bersatu maka akan sulit untuk dikenal. Hal itulah yang diistilahkan dalam Kitab Kejadian dengan chaos:" tanpa bentuk." 

Filsuf yang menolak Saat Awal dan Saat Akhir Kosmos

Kata "saat" menunjukan: waktu, ketika. Persoalan tetang waktu sendiri merupakan persoalan sengit yang belum juga tak kunjung habis. Sebab, jawaban yang berbeda-beda dari para filsuf ini menjadi dasar dari kaum Skeptis yang menyakngkal bahwa alam budi manusia tidak mungkin mencapai kebenara dalam konteks ini adalah alam semesta. Bahkan kaum Skeptis seperti Phyro yang tidak mau tau atau acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi dan berusaha untuk bebas dari segala pikiran. 

Namun, Sokrates adalah pribadi yang berhasil menyelamatkan filsafat dengan menyatakan bahwa secara kodrat akal budi manusia dapat mencapai kebenaran. Sehingga dalam memahami soal awal dan akhir dari kosmos juga ditemui hal-hal penerimaan dan penolakan. Aristoteles dalam bukunya Physics bagian IV, membicarakan tetang problem ruang, kekosongan dan waktu. Pendapatnya tetang w aktu lebih agak kabur. Ia menyatakan bahwa waktu seperti halnya dengan ruang bersifat "continuous"-berkesinambungan. Aristoteles percaya bahwa yang riill adalah waktu sekarang; tetapi pikiran kita sadar akan waktu masa lampau, dan mampu mengantisipasi masa depan. 

Filsuf yang mengakui saat awal dan saat akhir Kosmos

Whitehead adalah filsuf yang menyatakan bahwa alam semesta memiliki saat awal dan saat akhir. Hal ini dibangun dengan memakai nama Allah sebagai entitas yang tidak berubah. Secara tegas ia menyatakan bahwa entitas yang tidak berubah hanyalah Allah, sebab pada hakekatnya Ia adalah yang awal dan yang akhir. Semua entitas di luar Tuhan selalu dalam "proses menjadi". Contoh entitas di luar Tuhan adalah manusia. Menurut Drijarkara manusia itu berjiwan dan juga berbadan karena itu ia selalu berada dalam proses menjadi. Dalam tiap-tiap saat ia adalah terjadi, akan tetapi tidak ada saat berhenti! Dalam tiap-tiap saat dia terus menjadi juga! Menurut Whiethead Proses itu bukan proses buta, tetapi memerlukan "elemen formative" sebagai sumber Kreatifitas adalah Tuhan. Pandangan Whitehead ini disebut:"panentheime" :(semua serba di dalam Tuhan). Dibedakan dengan "pantheisme", artinya semua serba Tuhan"

Kesadaran akan Kosmos saat ini

Kosmos atau dunia tempat dimana kita tinggal ini disebut oleh St. Fansiskus dari Asisi sebagai saudari yang berbagi hidup dengan kita, dan seperti ibu yang jelita yang menyambut kita dengan tangan terbuka. Dalam Ensiklik Laudato Si mi' Signore", ---"Terpujilah Engkau, Tuhanku". Kosmos/ rumah/lingkuangan yang kita tinggali saat ini oleh Paus Fransiskus disebut sebagai saudari kita yang sedang menjerit oleh segala kerusakan yang kita timpakan kepadanya, karena tanpa tanggung jawab kita menggunakan dan menyalahgunakan kekayaan yang telah diletakkan Allah di dalamnya. 

Paus St. Yohanes Paulus II menjadi semakin khawatir akan masalah ini. Dalam ensikliknya yang pertama ia memberi peringatan bahwa manusia tampaknya sering "tidak melihat makna lain dari lingkungan alam selain apa yang berguna untuk segera dipakai dan dikonsumsi".4 Selanjutnya, ia menyerukan pertobatan ekologis global. Pada saat yang sama, ia mencatat bahwa hampir tak ada usaha untuk "mengamankan kondisi-kondisi moril lingkungan manusiawi. 

Sikap yang perlu dilakukan perspektif Filsafat Etika

Ada dua sikap kiranya yang penulis sarankan yakni yang pertama adalah utilitarisme. Utilitarisme adalah paham etika yang menyatakan bahwa melakukan apa saja yang dapat membawa kebaikan sebanyak-banyaknya bagi orang lain. Namun, sikap ini hendaknya yang harusnya dipikirkan adalah bukan hanya "Aku"/Ego tetapi juga memikirkan sesama/orang lain/makhluk yang lain atau sesara umum memikirkan yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa. Sebab mereka adalah aku yang lain yang juga membutuhkan penghargaan yang sama. 

Selanjutnya, dari segi filsafat etika penulis mengangkat etika Filsafat Flether untuk menjawapi persoaalan tersebut. Etika Filsafat Flether adalah etika yang tidak terikat pada aturan norma apa pun kecuali norma cinta kasih. Cinta kasih yang ditekankan adalah cinta kasih yang tanpa syarat (agape). Cinta kasih yang tanpa syarat itu juga harus nyata dalam perbuatan nyata setiap hari dan bukan hanya lewat pikiran. Hal ini pulalah yang diajarkan di dalam gereja. Cinta kasih adalah hukum peertama dan utama dan merupakan rungkasan dari seluruh hukum. Bahwasannya ketika berhadapan dengan situasi yang berbeda khususnya situasi alam kita saat ini harus ditangani dengan cara yang berbeda pula. 

Penutup

Jawaban Filsafat tetang pertanyaan apakah Kosmos memiliki saat awal dan saat akhir adalah jawaban yang beragam. Hal ini dikarenakan persoalan kosmos yang begitu luas dan juga memiliki saling keterkaitan namun direfleksikan berdasarkan kesanggupan akal budi dan sudut pandang masing-masing. Hal ini, jika dianalogikan sekurang-kurangnya seperti satu Koin yang memiliki dua sisi yakni yang sisi yang satu adalah angka dan sisi yang lain adalah burung. Kedua pendangan itu tidak salah, tetapi keduanya benar mengungkapkan tetang suatu entitas yang sama yang tetunya memiliki ciri dan keunikannya. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun