Mohon tunggu...
yohanes muryadi
yohanes muryadi Mohon Tunggu... -

saya lahir di klaten 27 Desember 47. saya pensiunan kepala SMA di Cirebon. Saya banyak tinggal di yogyakarta. Saya ingin fokus menulis. Kompasiana salah satu wahananya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Nyata Bibi Ikat

21 Februari 2010   07:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:49 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KISAH NYATA  BIBI  IKAT

Ini kisah nyata. Di Cirebon aku kenal seorang nenek, orang memanggilnya Bibi Ikat atau BI Kat. Usianya 70 tahun. Suaminya 80 tahun sudah tidak bisa ke mana-mana tinggal di tempat tidur. Bi Kat yang mencari nafkah dengan segala macam cara, jualan sekenanya, tukang urut, pembantu dst.

Suatu hari uangnya  tinggal 5 ribu. Ia pergi keluar mau membeli makan untuk suaminya. Di tengah jalan ia ketemu seorang ibu yang mau beli makanan untuk anaknya tapi tidak punya uang. Anak-anaknya nangis karena lapar. Ia mau pinjam Bi Ikat. Bi Ikat bingung : jika uang diberikan, suaminya makan apa? Jika tidak diberikan anak-anak itu makan apa padahal nangis terus. Dalam kebimbangannya ia putuskan memberikan uang itu kepada ibu tadi. Pertimbangannya, dengan tidak makan suaminya juga lapar, tapi tidak akan nangis seperti anak-anak itu.

Sekarang ia bingung, suaminya mau diberi makan apa? Dalam hati ia berdoa, "Ya Allah suamiku lapar, berilah makan". Ia jalan terus tidak tahu mau kemana. Tiba-tiba ia dipanggil seorang anak muda yang mengendarai mobil, "Bi Ikat sini". Bi Ikat mendekat. Pemuda itu menjelaskan bahwa waktu kecil ia dipijat Bi Ikat, digendong Bi Ikat. Ya Bi Ikat ingat semua. Pemuda itu buka dompetnya, "Bi ini untuk Bibi Ya" katanya sambil memberikan uang seratus ribu. Bi Ikat mlongo.

Saking senengnya ia berjalan sambil mendaraskan terus "Lha Illah Lha Ilallah " sambil kepalanya gela-gelo. Seorang Bapak mengundangnya dan bertanya, "Ada apa Bi kok kepalanya gela-gelo?" Bi Ikat menceritakan pengalamannya. Dan .....Bapak itu juga membuka dompetnya,"Bi kemarin saya baru dapat rejeki, ini untuk Bibi" katanya sambil memberikan uang 400 ribu, jumlah yang amat besar bagi Bi Ikat. "Cung Kenapa banyak sekali?" "Bi Ikat telah memberi saya dan orang-orang lebih banyak" jawabnya. Uang itu diletakkan dimukanya  sambil sujud kepada Tuhan. Jadilah Bi Ikat bisa membelikan makanan bagi suaminya. Bi Ikat tak lupa membagikan rejekinya tadi kepada orang yang sama-sama miskin.

Kisah nyata itu diceritakan pada saya. Waktu aku mendengar ceritanya aku merasa kecil sekali dibanding Bi Ikat. Sekarang kisah itu saya tulis buat Anda.  Semoga  berguna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun