Mohon tunggu...
Yohanes Manhitu
Yohanes Manhitu Mohon Tunggu... Penulis - Murid abadi: penulis dan penerjemah

Saya adalah seorang penulis dan penerjemah dari Timor Barat (NTT) yang berdomisili di Yogyakarta. Bidang yang saya geluti adalah bahasa, sastra, sejarah, dan sosial budaya. Saya menulis dalam bahasa Indonesia, Dawan, Tetun Resmi (Timor-Leste), Melayu Kupang, Inggris, Prancis, Spanyol, Portugis, dan Esperanto. Silakan kunjungi blog khusus untuk karya tulis saya di http://ymanhitu-works.blogspot.com dan blog serba-serbi multibahasa saya di http://ymanhitu.blogspot.com. Salam,

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak-jejak di Pasir

16 September 2020   00:48 Diperbarui: 16 September 2020   01:03 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis & penerjemah: Yohanes Manhitu

Ketika kita telah jauh berjalan di pantai berpasir putih
dan membuang mata ke laut luas nan tak terbilang jari tangan,
kita pun sadar akan diri kita yang kerdil lagi rapuh,
di kolong langit nan tak tepat ditangkap otak.


Butiran pasir yang kita pijaki meter demi meter,
terkadang basah, kadang kala kering, hening.
Siang dan malam berlalu, seturut titah Tuhan,
tapi mereka, senantiasa, ‘kan menghiasi pantai.


Suatu pagi kau berlalu dengan tawa dan langkah berat,
jejak-jejak itu menjadi tanda yang dalam di pasir.
Sore hari, dengan pasti, kau datang menelusuri,
kau ‘kan tercengang bagai pendatang baru.

Yogyakarta, Juli 2007

--------------------------------------
Catatan: Puisi Indonesia ini saya terjemahkan dari puisi saya sendiri dalam bahasa Tetun dan terbit di buku LIRIK SANTALUM: Kumpulan Puisi Dawan dan Tetun dengan Terjemahan Indonesia (Yogyakarta: Diandra Kreatif, Mei 2019; hlm. 170-171). Versi Tetunnya, Ain-fatin sira iha Rai-henek, telah terbit di Jornal Semanal Matadalan di Dili, Timor-Leste (Edisi 21, 18-24 November 2013).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun