Oleh: Yohanes Manhitu
Untuk dia yang telah berjanji
Tak pernah kusangka bahwa kau lupa,
lupa memelihara janji di setiap waktu.
Alangkah mudahnya mengucap janji
ketika hasrat memenuhi jiwa-ragamu.
Kata-katamu lincah di mulut berbusa
walau maknanya setipis serat buram.
Biarpun di prasasti, kata-kata kauukir,
hujan kelupaan akan menghapusnya.
Apakah kau masih jua pandai berdalih
bahwa beban dunia terlampau berat
sehingga kau tak sempat merekam
dan meresapi makna kata-katamu?
Aku sama sekali tak akan keberatan
mendengar kau patri surga dan bumi
asalkan kau tiru cara bicara malaikat
dan tak undang nestapa ke wajahku.
Yogyakarta, Indonesia, 3 April 2008