Oleh: Yohanes Manhitu
Alam sekitarku terbenam
dalam diam malam Jogja.
Ruas jalan hanyut kebisuan,
tapi sesekali tampak terjaga,
terusik nyaring kokok jago,
juga deru sepeda motor.
Layar berbingkai hitamku
masih mendesis mendesus,
setumpuk kitab di kananku,
secangkir kopi setia di kiri,
alunan musik klasik temani,
lewati batas hari tenggelam.
Telah lama kucintai malam
dan telusuri lorong kelam
di antara dinding-dinding
dan keasyikan tak terlukis
dalam lautan sajak-sajakku
yang rindukan teduh Pasifik.
Telah lama kukagumi malam
yang sodorkan rupa pualam,
yang tuangkan anggur ilham
ke dalam cangkir kehausan.
Malamku pelamin terjamin
bagi roh dan daging sekata.
Pugeran Timur, Yogyakarta,
31 Agustus 2004
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H