tak mampu lagi aku berkata-kata. Hanya isak tangis yang keluar dari mulutku. Wanita tangguh yang tegar menjalani hidup sederhana itu telah pergi untuk selamanya.
Ayahmu juga ditemukan tewas di pesisir pantai setelah diseret gelombang zunami sore kemarin. Ia pun telah dimakamkan bersama-sama dengan ibumu.
Ayaaaaahhhhhh.........! Oh.... Ayah ....! Bibirku gemetar kaku menahan tangis.
Lelaki perkasa yang loyal setiap waktu dengan gerobak kelapanya di pinggir pantai demi menghidupi keluarganya. Hidup seadanya hingga maut menjemput.
Bencana telah merenggut nyawa orang-orang yang kucintai, ayah dan ibuku. Mungkinkah ini suatu takdir agar aku harus menjalani hidup selayaknya ayahku, atau mungkinkah ini suatu takdir bahwa sudah saatnya ibu dan ayah berhenti bergelut dalam kerasnya kehidupan yang penuh misteri. Entahlah . . .
Aku tak mau mengeluh, aku tak'kan pernah menyesal dengan apa yang kuhadapi. Aku harus jalani hidup ini tanpa beban!
Oleh: Yohanes kafiar
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI