Mohon tunggu...
Yohanes Ishak
Yohanes Ishak Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Olahraga, Hiburan, dan lain-lain

1 Korintus 10:13 || Jika ingin bekerjasama atau menulis ulang konten yang saya buat, silahkan hubungi email: Yohanes.Ishak92@gmail.com ||

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jangan ke Liverpool, Alonso!

12 Februari 2024   13:19 Diperbarui: 12 Februari 2024   13:23 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso diminati oleh Liverpool (foto: Football365).

Pelatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso saat ini tengah masuk radar dari Liverpool untuk menggantikan posisi Jurgen Klopp yang memutuskan untuk keluar dari Anfield pada akhir musim nanti.

Ketertarikan The Reds kepada Alonso bukan tanpa alasan, juru taktik asal Spanyol itu tengah memiliki catatan yang mentereng bersama Leverkusen, khususnya di musim ini.

Berdasarkan data dari Squawka, pria berusia 42 tahun itu belum pernah memberikan Leverkusen kekalahan di musim ini.

Tercatat, dari 31 pertandingan yang telah dilewati di seluruh kompetisi musim ini, Die Werkself mencatatkan 27 kali menang dan empat kali imbang.

Menariknya lagi, dalam 31 laga tersebut juga, Leverkusen tak diperkuat oleh pemain bintang yang menonjol, namun bisa mencetak 93 gol, 18 kali kebobolan, dan 15 kali cleansheets.

Pencapaian ini juga kian memukau kala mereka berhasil mengalahkan sang juara bertahan, Bayern Munchen pada akhir pekan kemarin dengan skor menjanjikan 3-0.

Hasil ini membuat mereka unggul lima poin atas Munchen di table klasemen sementara Bundesliga Jerman 2023-24.

Saat ini, Leverkusen telah mengemas 55 poin dan memantapkan posisi di puncak klasemen sementara, sementara Muchen tepat di bawahnya dengan raihan 50 poin.

Kejeniusan Xabi Alonso dalam meracik taktik bisa dibilang berkat pengalamannya saat masih aktif menjadi pemain sebagai gelandang bertahan.

Di mana dirinya pasti tahu betul, bagaimana cara menyeimbangkan permainan tim baik saat sedang menyerang maupun bertahan.

Di satu sisi, ketika masih menjadi pemain, Xabi Alonso juga pernah ditangani oleh banyak pelatih berpengalaman dan berprestasi, mulai dari Rafael Benitez, Manuel Pellegrini, Jose Mourinho, Pep Guardiola, hingga Carlo Ancelotti.

Tak mengherankan jika dirinya mampu menyajikan permainan atraktif kala meracik Leverkusen, di mana kombinasi dari para pelatih tersebut cerdas menerapkan skema permainan bertahan, tiki-taka, dan juga serangan balik mematikan.

Wajar jika pada akhirnya, The Reds memilih Xabi Alonso sebagai pelatih mereka selanjutnya untuk menggantikan Jurgen Klopp di musim depan.

Terlebih, Alonso juga pernah memperkuat Liverpool saat masih aktif bermain dari tahun 2004 hingga 2009 lalu.

Kala itu, ia turut menyumbangkan gelar juara Piala FA, Community Shield, Liga Champions, dan Piala Super Eropa.

Situasi inilah yang membuat Liverpool merasa adanya kedekatan emosional dalam diri mereka dengan Xabi Alonso.

Meski demikian, sepertinya Xabi Alonso harus berpikir ulang jika ingin menerima pinangan The Reds.

Pasalnya, tantangan dan tanggung jawab melatih Liverpool pastinya jauh lebih berat ketimbang dirinya yang kini membesut Leverkusen.

Saat pertama melatih Leverkusen di musim 2022-23 kemarin, Xabi memang berhasil menyelamatkan tim dari degradasi dan kini bukan hanya peluang mendapatkan tiket Liga Champions saja dalam genggaman, tetapi peluang mendapat gelar juara juga bisa didapatkan olehnya.

Persaingan Bundesliga Jerman jelas tak seketat atau tak sekompetitif Liga Primer Inggris.

Di Bundesliga, mungkin saingan berat hanya ada pada Bayern Munchen dan Borussia Dortmund, namun di Liga Primer Inggris, ada Arsenal, Chelsea, Man City, Manchester United yang selalu sama-sama punya peluang untuk menjadi juara.

Belum lagi ada batu sandungan dari tim-tim papan tengah seperti Tottenham Hotspur, Aston Villa, Wolverhampton, termasuk Newcastle United.

Lebih baik, Xabi Alonso bertahan dulu di Leverkusen hingga dua atau tiga tahun ke depan untuk meraih banyak kesuksesan sebagai pembuktian.

Tanpa maksud meremehkan, bisa jadi Die Werkself hanya bisa tangguh di musim ini atau one season wonder dan musim depan tidak konsisten.

Perlu diingat juga, jika pesaing mereka, Bayern Munchen juga sejumlah pilarnya tengah dirundung cedera hingga membuat kekuatannya tentu berkurang.

Jika terburu-buru menerima pinangan Liverpool, tentu bisa menjadi bumerang baginya, terlebih ia harus membangun fondasi dan kekompakan dari nol.

Keputusan Xabi Alonso yang memilih fokus bersama Leverkusen ketika mendengar dirinya diminati oleh Liverpool sudah tepat.

Terlepas berhasil mempertahankan unbeaten atau tidak, jika Xabi Alonso sukses membawa Bayer Leverkusen menjadi juara dan terus meraih kesuksesan dalam dua atau tiga tahun ke depan, sepertinya pindah ke Liverpool bisa menjadi opsi bagus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun