Di satu sisi, ketika masih menjadi pemain, Xabi Alonso juga pernah ditangani oleh banyak pelatih berpengalaman dan berprestasi, mulai dari Rafael Benitez, Manuel Pellegrini, Jose Mourinho, Pep Guardiola, hingga Carlo Ancelotti.
Tak mengherankan jika dirinya mampu menyajikan permainan atraktif kala meracik Leverkusen, di mana kombinasi dari para pelatih tersebut cerdas menerapkan skema permainan bertahan, tiki-taka, dan juga serangan balik mematikan.
Wajar jika pada akhirnya, The Reds memilih Xabi Alonso sebagai pelatih mereka selanjutnya untuk menggantikan Jurgen Klopp di musim depan.
Terlebih, Alonso juga pernah memperkuat Liverpool saat masih aktif bermain dari tahun 2004 hingga 2009 lalu.
Kala itu, ia turut menyumbangkan gelar juara Piala FA, Community Shield, Liga Champions, dan Piala Super Eropa.
Situasi inilah yang membuat Liverpool merasa adanya kedekatan emosional dalam diri mereka dengan Xabi Alonso.
Meski demikian, sepertinya Xabi Alonso harus berpikir ulang jika ingin menerima pinangan The Reds.
Pasalnya, tantangan dan tanggung jawab melatih Liverpool pastinya jauh lebih berat ketimbang dirinya yang kini membesut Leverkusen.
Saat pertama melatih Leverkusen di musim 2022-23 kemarin, Xabi memang berhasil menyelamatkan tim dari degradasi dan kini bukan hanya peluang mendapatkan tiket Liga Champions saja dalam genggaman, tetapi peluang mendapat gelar juara juga bisa didapatkan olehnya.
Persaingan Bundesliga Jerman jelas tak seketat atau tak sekompetitif Liga Primer Inggris.
Di Bundesliga, mungkin saingan berat hanya ada pada Bayern Munchen dan Borussia Dortmund, namun di Liga Primer Inggris, ada Arsenal, Chelsea, Man City, Manchester United yang selalu sama-sama punya peluang untuk menjadi juara.