Dengan kata lain, ia memiliki dua pilihan yang nilainya sama-sama menguntungkan bagi dirinya sendiri secara finansial.
Hingga akhirnya, tawaran PSG yang jauh lebih tinggi membuat Real Madrid menyerah dan Mbappe pun memutuskan bertahan.
Madrid pun menjadi geram termasuk kompetisi lokal yang mereka mainkan, LaLiga Spanyol yang memberikan kritik melalui Presiden mereka, Javier Tebas.
Presiden LaLiga Spanyol, Javier Tebas menilai PSG menghina keragaman sepak bola karena mengandalkan uang besar.
Wajar jika ia melayangkan kritik, Tebas jelas ingin melihat Mbappe bermain di LaLiga Spanyol agar bisa kembali menaikkan pamor kompetisi tersebut usai ditinggal oleh dua maestro, Ronaldo dan Messi.
BACA JUGA: Cocoklogy Piala Dunia 2022 Qatar: Ronaldo Bisa Bawa Portugal Juara
BACA JUGA: Piala Dunia 2022 Qatar Jadi Panggung Terakhir Ronaldo dan Messi
Di sisi lain, pastinya PSG sangat ngotot ingin Mbappe bertahan, karena selain berambisi untuk bisa mendapatkan trofi Liga Champions dengan kualitas yang dimiliki bintang mudanya tersebut, mereka juga pastinya ingin Ligue 1 Prancis tetap ada yang menonton.
Liga Prancis dulunya sempat ramai karena persaingan keta tantara Lyon, Marseille, dan PSG.
Setelahnya, pamor mereka mulai redup karena semakin bersinarnya kompetisi Liga Primer Inggris, LaLiga Spanyol, dan Serie A Italia.
Namun setelah PSG diambil alih oleh triliuner asal Qatar, Nasser Al-Khelaifi di tahun 2011 lalu, Ligue 1 Prancis mulai sedikit dilirik karena banyaknya pemain bintang berdatangan.
Sayangnya, uang besar yang dikeluarkan Nasser hanya bisa membuat mereka mendominasi kompetisi lokal saja tetapi tidak di Eropa alias Liga Champions.