Rata-rata, penggemar sepak bola besar kemungkinan lebih melihat pemain yang mencetak gol kemenangan dalam sebuah tim untuk bisa menjadi juara.
Hal ini tidak salah, namun jika dilihat lebih luas lagi, harus diakui pula jika peranan pelatih sangat besar dalam kesuksesan sebuah tim agar bisa menjadi juara atau disegani oleh tim lawan.
Salah satu contoh pelatih sepak bola tersukses di masa lalu hingga memasuki masa modern adalah legenda Manchester United, Sir Alex Ferguson.
Tak heran jika pria asal Skotlandia itu pada akhirnya dibuatkan patung oleh The Red Devils di Stadion kebanggaan mereka, Old Trafford.
Pada era modern masa kini, faktanya cukup banyak pelatih sepak bola yang juga sejatinya pantas diberikan penghargaan oleh klub karena telah memberikan prestasi yang bisa menjadikan klub tersebut disegani lawan.
Siapa saja mereka? Simak ulasannya berikut ini:
Sebelum sukses menjadi pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone juga pernah memberikan gelar untuk Los Rojiblancos saat masih aktif menjadi pemain dengan menyumbangkan Double Winners di tahun 1996 berupa gelar LaLiga Spanyol dan Copa del Rey.
Saat ditunjuk sebagai pelatih klub Atletico Madrid di tahun 2011, Simeone mampu memberikan dampak yang besar dan berhasil merusak dominasi dua penguasa LaLiga, Real Madrid dan Barcelona.
Diawali dengan membawa Atletico menjadi kampiun LaLiga pada tahun 2014 lalu, Simeone terus menjadikan tim besutannya itu batu sandungan bagi Barca dan Madrid, termasuk musim kemarin ketika kembali memberikan gelar juara LaLiga tim yang bermarkas di Stadion Wanda Metropolitano itu.
Bukan hanya LaLiga, berkat racikan Diego Simeone juga Atletico Madrid pernah menjadi juara di ajang Copa del Rey, Piala Super Spanyol, serta dua gelar Liga Europa dan Piala Super Eropa.
Dengan demikian, Diego Simeone memang pantas dibuatkan patung sebagai bentuk penghargaan untuk jasanya tersebut.
Jurgen Klopp
Hampir 10 tahun lamanya Liverpool berada dalam masa kelam untuk bersaing gelar juara, sebelum kehadiran Jurgen Klopp di Anfield pada tahun 2015 lalu, The Reds terakhir merasakan bagaimana menjadi tim yang disegani adalah pada tahun 2005 silam ketika mereka menjuarai Liga Champions.
Setelah itu, penampilan yang jauh dari kata konsisten membuat Liverpool kerap dipandang sebelah mata dalam perebutan gelar juara, terlebih munculnya Chelsea dan Man City yang memiliki kekuatan finansial membuat Liverpool semakin tak masuk dalam hitungan persaingan perebutan gelar juara.
Kehadiran Klopp pun memberikan perbedaan, pelan tapi pasti, pelatih asal Jerman itu mampu membangkitkan semangat juara Liverpool yang pada akhirnya sukses mempersembahkan gelar Liga Champions di tahun 2019 dan gelar Liga Inggris di tahun 2020.
Tentunya, fans Liverpool patut berterima kasih ke Jurgen Klopp karena hampir 30 tahun lamanya The Reds tak merasakan menjadi juara Liga Inggris di kasta tertinggi, yakni Liga Primer Inggris.
Pep Guardiola
Mungkin banyak yang menilai jika Pep Guardiola merupakan salah satu pelatih yang hanya mau melatih klub besar dan memiliki kekuatan finansial. Meski demikian, harus diakui juga jika pelatih berdarah Spanyol ini mempunyai otak yang jenius dalam melatih sebuah tim.
Ya, mau sekaya atau sekuat apapun kekuatan finansial yang dimiliki sebuah klub, namun jika tak mampu meracik taktik dengan baik, maka mereka tidak bisa mendapatkan gelar juara dan Pep Guardiola lah termasuk pelatih yang mempunyai sejumlah taktik brilian.
Bukan hanya tim dilatihnya sekarang, yakni Manchester City yang mampu ia jadikan salah satu tim tangguh di Eropa, tetapi juga mantan klub sebelumnya, Barcelona, di mana Pep juga berhasil mengembangkan taktik bernama tiki-taka yang sebenarnya pernah diusung oleh legenda, Johan Cruyff di awal tahun 1990an.
Di bawah racikan Pep Guardiola, Barcelona dan Man City tentu merasakan dampak yang besar, terutama dalam hal mendapatkan gelar juara di setiap musimnya.
Tentu tak berlebihan jika Barcelona pun membuatkan patung untuk Pep, termasuk Man City, terlebih jika sang juru taktik berhasil memberikan trofi pertama Liga Champions ke Etihad Stadium.
Zinedine Zidane
Pelatih berdarah Prancis ini memang gagal memberikan gelar juara bagi Real Madrid di musim 2020-21 kemarin, kendati demikian, Los Blancos tetap harus memberikan penghargaan bagi sosok yang telah menjadi bagian dari legenda mereka ini.
Mungkin, periode kedua Zidane di Madrid dari tahun 2019 hingga 2021 ini terbilang kurang sukses, namun harus diingat juga, setidaknya di periode keduanya ini Zidane mampu menyumbangkan gelar LaLiga di musim 2019-20 lalu.
Jangan lupa juga, Zidane menjadi satu-satunya pelatih yang mampu memberikan tiga gelar Liga Champions beruntun di era modern masa kini untuk Real Madrid dan hingga sekarang, belum ada pelatih manapun yang mampu mengikuti atau melebihi kesuksesannya ini.
Dengan demikian, rasanya tidak aneh jika Real Madrid membuatkan patung sebagai ucapan terima kasih untuk Zinedine Zidane yang terbilang sukses saat menjadi pelatih bagi klub berjuluk Los Blancos tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H