Gareth Bale secara mengejutkan dilaporkan musim depan ingin kembali ke klub induknya, Real Madrid.
Saat ini, pemain ber-KTP Wales itu tengah dipinjamkan ke klub Liga Inggris yang juga mantan timnya, Tottenham Hotspur.
Pamor Bale kini jelas kian meredup setelah beberapa musim terakhir tak menunjukkan tajinya, termasuk saat bermain untuk Spurs.
Tak heran, pelatih Tottenham, Jose Mourinho juga jarang memainkannya lantaran pemain yang pernah perkuat Southampton ini tak memberikan kontribusi yang maksimal.
Berdasarkan data dari Transfermarkt, di musim 2020-21 ini saja, Gareth Bale baru dimainkan sebanyak 25 kali dan hanya tampil sebagai starter sebanyak tujuh kali di seluruh kompetisi.
Dari 25 pertandingan itu, Bale mampu mengemas 10 gol dan 3 assists, namun semua ini jelas tak cukup menjadi jaminan jika dirinya bakal mendapat tempat andai kembali ke Real Madrid.
Terlebih, sejak Los Blancos ditangani oleh Zinedine Zidane di periode keduanya ini, pria berkepala plontos itu telah berulang kali mengatakan jika Bale bukan bagian dari rencananya.
Kenapa saya katakan blunder besar jika Gareth Bale kembali ke Real Madrid? Itu didasari dari ucapan Zidane yang memang tidak ingin memainkannya.
Lihat saja sebelum ke Tottenham, pemberitaan tentang Gareth Bale lebih banyak berulah saat dirinya berada di bangku cadangan ketimbang di lapangan.
Sedangkan bersama tim London Putih, meski jarang dimainkan oleh Jose Mourinho namun setidaknya Bale masih mendapat kesempatan untuk tampil.
Pelatih asal Portugal ini juga tidak akan menjadikan masalah jika memang timnya harus kehilangan pemain berusia 31 tahun tersebut.
Kini ia mau kembali ke El Real yang jelas-jelas keberadaannya sudah tidak dibutuhkan oleh Zidane lalu untuk apa ia masih bersikeras untuk pulang ke klub Ibu Kota Spanyol? Yang ada ia bakal kembali menjadi penghibur di bangku cadangan dengan sejumlah tingkah lakunya yang terlihat konyol (mungkin sedang menghibur diri kali ya).
Tidak masalah memang jika Bale ingin menghormati kontraknya bersama Real Madrid, namun jika terus seperti itu maka namanya bakal semain redup dan besar kemungkinan tidak akan ada klub yang bersedia untuk meminangnya, termasuk klub masa kecilnya, Southampton.
Meski menjadi pahlawan saat memberikan gelar Liga Champions untuk Real Madrid di tahun 2018 lalu, namun tetap saja itu sudah berlalu.
Kini, Gareth Bale harus bisa meniru mantan rekan setimnya, James Rodriguez yang kini bermain untuk klub papan tengah di Inggris, Everton.
James Rodriguez tampaknya bisa menurunkan egonya agar bisa mendapatkan waktu bermain yang banyak.
Saat mengetahui tidak ada klub raksasa yang bersedia untuk meminangnya serta memberikan jaminan untuk waktu bermain yang banyak, James tak keberatan untuk bergabung dengan Everton.
Ya mungkin karena klub berjuluk The Toffees itu dilatih oleh pelatih kesayangannya, Carlo Ancelotti, sehingga dirinya merasa yakin mendapat waktu bermain yang banyak.
Namun jika James Rodriguez lebih memikirkan ego dan mengharapkan bermain di klub besar, rasanya nasibnya juga bakal serupa seperti Gareth Bale.
Dengan demikian, Bale kini harus bisa menemukan klub yang bisa memberikannya jaminan untuk banyak bermain, meskipun klub tersebut bukanlan tim unggulan atau tim raksasa.
Bukan hanya itu, ia juga harus siap jika gajinya menurun drastis. Seandainya saja Bale bisa melakukannya dan bisa konsisten untuk menemukan bentuk permainan terbaiknya.
Mungkin peluangnya untuk bisa bermain di klub besar telah menipis, terlebih usianya yang sudah lebih dari 30 tahun, namun bagi pesepak bola manapun yang pernah ada nama pastinya lebih penting memiliki waktu bermain yang banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H