Jika sudah unggul besar atau tertinggal jauh, maka LeBron James memilih untuk beristirahat dan tidak mau bermain lagi.
Ekspresi dari wajahnya pun terlihat tergantung dari skor pertandingan, saat unggul jauh jelas mimik wajah LeBron tersenyum dan terlihat santai, namun ketika tertinggal cukup telak, maka mukanya terlihat murung atau kesal.
Atau kalaupun tetap tampil, LeBron sudah terlihat bermain tidak niat, lebih memilih untuk memberikan ke rekan setim dan menembak bola pun asal-asalan.
Saat itu, Warriors memang tengah unggul delapan angka, namun jika LeBron James tetap bermain maksimal dan penuh semangat, bukan tak mungkin ia bisa membawa Cavaliers bermain ngotot dan mengimbangi skor hingga buzzer berbunyi.
Bukti lainnya yang paling baru adalah pada pertengahan Maret 2021 ini, saat Lakers melawan Warriors. Pada pertengahan kuarter ketiga, Lakers yang sudah unggul jauh dengan selisih 20 angka membuat LeBron James memilih untuk beristirahat.
Bahkan, pada kuarter keempat mantan pemain Heat ini sudah melepas sepatunya dan memakai sandal. Berbeda dengan Alm. Kobe Bryant yang selalu tampil maksimal untuk Lakers, baik saat sedang unggul maupun tertinggal jauh dari tim lawan.
Tak peduli meski sudah tahu timnya bakal menang atau timnya dipastikan kalah, Kobe Bryant tetap tampil agresif untuk terus memberikan skor bagi LA Lakers. Di sinilah perbedaan yang mungkin terbilang cukup membuktikan jika LeBron James tak pantas disebut pengganti Kobe Bryant.
Lalu, apakah saya benci dengan LeBron James? Jelas tidak. Apakah tindakan yang dilakukannya itu salah? Tidak juga.
Karena pastinya ia punya maksud tersendiri, di mana saat sedang unggul jauh dirinya memilih untuk tidak bermain, mungkin LeBron ingin memberikan kesempatan kepada pemain lain untuk unjuk gigi atau para pemain rookie mendapatkan jam terbang lebih banyak.