Mohon tunggu...
Yohanes Ishak
Yohanes Ishak Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Olahraga, Hiburan, dan lain-lain

1 Korintus 10:13 || Jika ingin bekerjasama atau menulis ulang konten yang saya buat, silahkan hubungi email: Yohanes.Ishak92@gmail.com ||

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jika Latih PSG, Mourinho Berpeluang Juara Liga Champions

22 Maret 2021   18:41 Diperbarui: 24 Maret 2021   19:06 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mauricio Pochettino resmi latih PSG di pertengahan musim 2020-21 (Foto: The Sun).

Judul dari artikel ini seakan berlawanan dengan artikel saya sebelumnya yang berjudul Benarkah Kualitas Melatih Jose Mourinho Sudah Memudar?

Namun, jika kalian membaca secara menyeluruh sampai habis, mungkin sudah ada gambaran mengapa artikel ini saya buat.

Bukan tanpa alasan saya ingin menulis artikel ini karena jika dilihat dari pemilik PSG, seorang konglomerat berkebangsaan Qatar, Nasser Al-Khelaifi yang rela mengeluarkan banyak uangnya demi memberikan banyak gelar untuk klubnya tersebut.

Ya, sudah tak terhitung berapa banyak pemain bintang yang sudah didatangkan oleh klub Ibu Kota Prancis dengan harga yang tak murah, di mana pemain termahal saat ini masih dipegang oleh bintang mereka, Neymar Jr.

Neymar kala itu didatangkan oleh PSG setelah mereka berhasil mengaktifkan klausul pelepasan yang dilabeli Barcelona dengan harga senilai 222 juta euro atau Rp3,5 triliun pada tahun 2017 lalu.

Neymar Jr saat pertama kali didatangkan PSG pada tahun 2017 lalu (Foto: AFP via Okezone).
Neymar Jr saat pertama kali didatangkan PSG pada tahun 2017 lalu (Foto: AFP via Okezone).
Setahun berselang, berdasarkan data dari Transfermarkt, PSG kembali mendatangkan wonderkid lokal bernama Kylian Mbappe dari AS Monaco dengan mahar 145 juta euro atau nyaris mencapai Rp2,5 triliun.

Rata-rata, pemain yang datang ke Parc des Princes memang bukanlah berdasarkan keinginan dari pelatih, melainkan saran dari direktur teknik mereka, Leonardo ataupun keinginan sang pemilik klub.

Dengan kata lain, jika siapapun pelatihnya yang membesut PSG, termasuk juru taktik mereka saat ini, Mauricio Pochettino ingin mendatangkan pemain yang dibutuhkan tentu akan sangat mudah didapatkan.

Dalam beberapa pekan terakhir, tersiar kabar jika juru taktik berkebangsaan Argentina ini tertarik untuk memboyong mantan anak asuhnya, yakni Christian Eriksen, Dele Alli, Hugo Lloris, dan Luke Shaw serta nama incaran lainnya adalah bintang Juventus, Paulo Dybala.

Eriksen saat ini bermain untuk Inter, dulunya mereka pernah bekerjasama di Tottenham, sedangkan Shaw pernah bekerjasama dengan Pochettino saat keduanya berada di Southampton.

Mauricio Pochettino resmi latih PSG di pertengahan musim 2020-21 (Foto: The Sun).
Mauricio Pochettino resmi latih PSG di pertengahan musim 2020-21 (Foto: The Sun).
Permasalahannya adalah bagaimana kemampuan tim manajemen dalam bernegosiasi serta apakah pemain yang diincar bersedia bergabung ke PSG atau memilih bermain dengan klub lain.

Mungkin, ada yang mengatakan jika alasan PSG memecat pelatih sebelumnya yang kini melatih Thomas Tuchel adalah karena perihal transfer pemain.

Di mana Tuchel merasa tidak senang karena transfer pemain yang dilakukan bukanlah berdasarkan keinginannya.

Namun di sisi lain, banyak pemberitaan yang mengatakan jika alasan tersebut bukanlah yang utama. Dilansir dari Marca dan Canal+, akar yang menyebabkan PSG mendepak Tuchel adalah hasil wawancara sang pelatih dengan sejumlah jurnalis.

Dalam sebuah wawancara, Thomas Tuchel mengaku merasa kecewa dengan PSG yang tidak menghargai usahanya saat berjuang di PSG, terutama saat musim lalu ia berhasil membawa Neymar Dkk lolos ke final.

Meski gagal di partai puncak saat dibekuk oleh Bayern Munchen dengan skor tipis 1-0, usaha PSG sejatinya memang patut diapresiasi.

Pencapaian PSG maupun prestasi domestik yang diberikan oleh Tuchel dianggap sebelah mata oleh para petinggi klub, sehingga karena merasa kecewa, juru taktik yang pernah membesut Borussia Dortmund ini pun membeberkannya.

Thomas Tuchel, pelatih Chelsea (Foto: Getty Images via Detik).
Thomas Tuchel, pelatih Chelsea (Foto: Getty Images via Detik).
Kembali lagi dalam ulasan Jose Mourinho yang saya yakini bisa saja memberikan gelar juara Liga Champions untuk PSG.

Tak peduli dengan gaya bermain PSG yang bakal bermain defensive ala Mourinho, namun jika pelatih ber-KTP ini diberikan kesempatan melatih klub berjuluk Les Parisiens, bukan tak mungkin bisa mendapatkan gelar tersebut.

Apalagi jika Nasser Al-Khelaifi tak pernah mempermasalahkan pemain mana yang ingin direkrut oleh siapapun pelatih dalam klubnya.

Artinya, seandainya Jose Mourinho melatih PSG, maka ia bisa mendapatkan siapapun pemain yang ia inginkan, termasuk mantan anak asuhnya, Cristiano Ronaldo sekalipun.

Uang? Bukan masalah bagi Nasser Al-Khelaifi, ia juga tak keberatan jika harus memberikan gaji besar bagi sang pemain yang tentunya tak ingin dibayar murah.

Selama ini, Mourinho terbilang gagal mendapatkan gelar juara karena pemain yang diinginkannya tak dipenuhi oleh ketua maupun petinggi klub.

Padahal, seandainya saja pemain yang diinginkan oleh Jose Mourinho bisa didatangkan maka gelar yang dijadikan target jelas bisa didapatkan, termasuk Liga Champions.

Ambil contoh pada periode pertamanya di Chelsea pada musim 2004-05 lalu. Saat itu, pemilik Chelsea, Roman Abramovich mengatakan jika dirinya ingin Mourinho menjadikan The Blues sebagai salah satu klub raksasa di Inggris, Eropa, bahkan di dunia dengan mendapatkan banyak gelar juara.

Salah satunya agar bisa diakui adalah dengan memberikan gelar Liga Primer Inggris, di mana kala itu gelar tersebut menjadi yang utama diincar oleh Abramovich saat mengambil alih kepemilikan Chelsea di tahun 2003.

Tanpa pikir panjang, Mourinho memberikan daftar belanja pemain yang diinginkan, mulai dari Didier Drogba, Arjen Robben, Petr Cech, Ricardo Carvalho, dan Paulo Ferreira.

Hasilnya, dua gelar domestik berhasil Jose Mourinho berikan langsung di musim pertamanya, yaitu Liga Primer Inggris dan Piala Liga Inggris.

Pada musim keduanya 2005-06, Mourinho kembali meminta agar Chelsea bisa mendatangkan Michael Essien dan lagi-lagi gelar Liga Primer berhasil dibawa ke Stamford Bridge.

Jose Mourinho (tengah), bersama dua bintang Chelsea kala itu, Frank Lampard (kiri) dan John Terry saat berhasil menjadi juara di musim 2004-05 (Foto: Breaking The Lines).
Jose Mourinho (tengah), bersama dua bintang Chelsea kala itu, Frank Lampard (kiri) dan John Terry saat berhasil menjadi juara di musim 2004-05 (Foto: Breaking The Lines).
Sayangnya, mulai musim ketiganya 2006-07 keinginan Mourinho mulai terusik oleh Abramovich.

Sejumlah pemain yang diinginkan tidak didatangkan, menariknya kehadiran Andriy Shevchenko ke Chelsea yang menghebohkan dunia transfer sepak bola merupakan keinginan dari Roman Abramovich.

Alasannya jelas, karena sang pemilik klub ingin Shevchenko bisa berikan dampak lebih untuk Chelsea dan memenuhi target barunya, yakni Liga Champions.

Menariknya, kehadiran pemain yang akrab dipanggil Sheva itu justru membuat Mourinho merasa kesal.

Ia juga mengaku tidak membutuhkan jasa Shevchenko membuatnya lebih banyak mencadangkan Sheva dan tetap memilih Didier Drogba sebagai penyerang utama.

Situasi ini terus berlanjut hingga musim berikutnya yang membuat Mourinho akhirnya dipecat pada pertengahan tahun 2007-08.

Apakah bukti hanya itu saja? Jelas tidak, karena saat ia melatih Inter di musim keduanya, yakni 2009-10, Mourinho berhasil meraih treble winners, yakni Serie A Italia, Coppa Italia, dan tentu saja Liga Champions.

Kala itu, Mourinho meminta agar Inter mendatangkan Samuel Eto'o, Lucio, Thiago Motta, dan juga Wesley Sneijder.

Jose Mourinho saat memberikan gelar Liga Champions untuk Inter Milan di tahun 2010 (Foto: Calciatori Brutti).
Jose Mourinho saat memberikan gelar Liga Champions untuk Inter Milan di tahun 2010 (Foto: Calciatori Brutti).
Bukti lainnya adalah saat ia kembali melatih Chelsea di periode keduanya pada musim 2014-15, di mana Roman ingin agar Mourinho bisa memberikan The Blues trofi Liga Primer Inggris lagi.

Nama-nama baru pun bermunculan, seperti Diego Costa, Cesc Fabregas, dan Filipe Luis, serta memulangkan kembali Thibaut Courtois dari klub peminjam Atletico Madrid. Pada musim itu juga, Mourinho berhasil kembali meraih gelar Liga Primer Inggris, namun di musim 2015-16 keinginannya lagi-lagi terusik.

Sejumlah pemain gagal didapatkan, ada yang tak digubris oleh manajemen klub, ada yang kalah saing dengan klub lain, hingga negosiasi yang mandek sehingga sejumlah nama pemain yang diincar gagal didapat. Tak ayal, lagi-lagi pada pertengahan musim Mourinho dipecat dari klub London Barat.

Bukan hanya di Chelsea, keinginan mendatangkan pemain yang dibutuhkan oleh Jose Mourinho kembali terhambat saat ia melatih Real Madrid, di mana keinginannya selalu bertentangan dengan keinginan Presiden klub, Florentino Perez.

Begitu pula saat membesut Manchester United, di mana keinginannya selalu terkendala dengan Wakil Eksekutif klub, Ed Woodward yang membuat sejumlah daftar pemain yang diinginkan oleh Mourinho gagal terpenuhi. Saat ini, Jose Mourinho melatih Tottenham Hotspur yang tentunya diharapkan bisa diberikan gelar juara.

Hanya saja, keuangan Tottenham jelas tidak sekaya Chelsea maupun Real Madrid, sehingga eks juru taktik FC Porto ini harus bisa mendatangkan pemain sesuai budget yang ada, namun bisa memenuhi kebutuhan klub.

Pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho (Foto: 90min).
Pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho (Foto: 90min).
Lalu mengapa saya tidak menyebut Manchester City saja yang mungkin bisa diberikan gelar Liga Champions? Toh, keuangan yang dimiliki oleh City juga sangat melimpah dan tak jauh berbeda dengan PSG, Chelsea, maupun Real Madrid.

Permasalahannya adalah, kompetisi yang dilakoni PSG di Ligue 1 Prancis tidak sekompetitif atau tidak seketat di Liga Primer Inggris yang mempunyai banyak pesaing.

Terlebih, Man City juga dipasang target untuk bisa menjuarai Liga Primer Inggris juga, bukan hanya Liga Champions.

Hal itulah yang kini dibebankan oleh pelatih mereka saat ini, Pep Guardiola yang pada musim ini masih berpeluang untuk meraih treble winners, di mana peluang terbuka lebar di Liga Primer Inggris. Sedangkan dua gelar lagi, yakni Piala FA dan Liga Champions jelas harus diperjuangkan karena masih berjalan dengan ketat.

Di Ligue 1 Prancis, memang mereka juga ada pesaing seperti Marseille dan juga Lyon, namun komposisi pemain yang dimiliki oleh kedua klub tersebut saat ini tidak sebagus PSG.

Sehingga wajar jika PSG dalam beberapa tahun terakhir mampu mendominasi gelar Ligue 1 Prancis.

Dengan kata lain, tanpa maksud merendahkan kualitas dari Mauricio Pochettino, namun harus diakui jika Jose Mourinho yang sudah pernah meraih dua gelar Liga Champions bersama FC Porto dan Inter Milan, bisa saja mendapatkannya kembali jika ia melatih PSG.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun