Ia juga mengaku tidak membutuhkan jasa Shevchenko membuatnya lebih banyak mencadangkan Sheva dan tetap memilih Didier Drogba sebagai penyerang utama.
Situasi ini terus berlanjut hingga musim berikutnya yang membuat Mourinho akhirnya dipecat pada pertengahan tahun 2007-08.
Apakah bukti hanya itu saja? Jelas tidak, karena saat ia melatih Inter di musim keduanya, yakni 2009-10, Mourinho berhasil meraih treble winners, yakni Serie A Italia, Coppa Italia, dan tentu saja Liga Champions.
Kala itu, Mourinho meminta agar Inter mendatangkan Samuel Eto'o, Lucio, Thiago Motta, dan juga Wesley Sneijder.
Nama-nama baru pun bermunculan, seperti Diego Costa, Cesc Fabregas, dan Filipe Luis, serta memulangkan kembali Thibaut Courtois dari klub peminjam Atletico Madrid. Pada musim itu juga, Mourinho berhasil kembali meraih gelar Liga Primer Inggris, namun di musim 2015-16 keinginannya lagi-lagi terusik.
Sejumlah pemain gagal didapatkan, ada yang tak digubris oleh manajemen klub, ada yang kalah saing dengan klub lain, hingga negosiasi yang mandek sehingga sejumlah nama pemain yang diincar gagal didapat. Tak ayal, lagi-lagi pada pertengahan musim Mourinho dipecat dari klub London Barat.
Bukan hanya di Chelsea, keinginan mendatangkan pemain yang dibutuhkan oleh Jose Mourinho kembali terhambat saat ia melatih Real Madrid, di mana keinginannya selalu bertentangan dengan keinginan Presiden klub, Florentino Perez.
Begitu pula saat membesut Manchester United, di mana keinginannya selalu terkendala dengan Wakil Eksekutif klub, Ed Woodward yang membuat sejumlah daftar pemain yang diinginkan oleh Mourinho gagal terpenuhi. Saat ini, Jose Mourinho melatih Tottenham Hotspur yang tentunya diharapkan bisa diberikan gelar juara.
Hanya saja, keuangan Tottenham jelas tidak sekaya Chelsea maupun Real Madrid, sehingga eks juru taktik FC Porto ini harus bisa mendatangkan pemain sesuai budget yang ada, namun bisa memenuhi kebutuhan klub.