Mohon tunggu...
Yohanes JattiNugroho
Yohanes JattiNugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Ibu Budi ke Tepi Jurang Ayah Budi Makan Semangka Hai Kalian Selamat Datang Jangan Lupa Bahagia !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Culture Jaming Brand Nike "Just Buy It'

30 Maret 2021   22:33 Diperbarui: 30 Maret 2021   23:13 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Modernisme merupakan suatu periode yang mengafirmasi keeksistensian manusia, berdasarkan logika yang bersumber dari daya nalar pemikiran. Sikap dan cara berfikir yang disesuaikan dengan tuturan zaman. Mencapai kebenaran pengetahuan dalam kehidupan peradaban modern, sehingga mempengaruhi tingkat intelektualitas paling tinggi (Rosida, 2016). Kebudayaan modern mengedepankan  dengan prinsip-prinsip rasio, subjek, identitas, ego, totalitas, ide-ide absolut, kemajuan linear, objektivitas, otonomi, emansipasi serta oposisi biner.  Pada Abad dengan semangat  untuk progress (meraih kemajuan) dan untuk humanisasi manusia.

Modernisme dinilai sebagai semangat ras keinginan sebuah kemajuan yang dilandaskan atas keyakinan optimis dan  kekuatan rasio. Kebudayaan modern berpegang pada prinsip-prinsip rasio, subjek, identitas, ego, totalitas, ide-ide absolut, kemajuan linear, objektivitas, otonomi, emansipasi serta oposisi biner. 

Sedangkan melihat pada postmodernisme yang justru menerjang modernisme. menganggap bahwa modernisme merupakan kebudayaan yang dipandang kurang humanisme. Postmodernisme hendak berupaya pada sekularisme. postmodernisme menyatakan tidak ada kebenaran yang universal, yang valid untuk semua orang. 

Postmodernisme mempunyai karakteristik fragmentasi (terpecah-pecah menjadi kecil), tidak menentukan, dan sebuah ketidakpercayaan terhadap semua hal yang universal (Rosida, 2016).

Hal ini dapat dipahami bahwa Modernisme dimulai dengan rasa optimis yang tinggi, sedangkan postmodernisme adalah sebuah reaksi melawan modernisme yang muncul sejak akhir abad 19. Dalam postmodernisme, pikiran digantikan oleh keinginan, penalaran digantikan oleh emosi, dan moralitas digantikan oleh relativisme. 

Lalu, hubungan postmodernime dengan culture jamming dilihat melalui kritik sebagai praktik perlawanan. Culture jaming berkaitan dengan postmodernisme sebagai kritik atau perlawanan terhadap budaya atau gaya hidup masyarakat. Saat ini banyak sekali branding produk yang terjadi sehingga culture jamming sebagai kritik untuk melihat dan melakukan perlawanan atas praktik yang terselubung dalam branding tersebut.

 

NIKE: JUST DO IT (?) or JUST BUY IT

Nike merupakan salah satu produk brand ternama dalam industri pakaian. Identik dengan produknya yang begitu mewah serta harga yang sangat langit ini menjadi sebuah ketertarikan sendiri pagi konsumen. Nike menawarkan beragam produk bagi masyarakat dalam kehidupan olahraga.  Tak hanya itu, produk yang ditawarkan pun justruu digunakan secara beragam oleh konsumen brand tersebut.

Realitas yang terjadi adalah masyarakat saat ini telah tenggelam pada sikap konsumtif yang tinggi. Masyarakat menjadi target mudah bagi brand ternama seperti NIKE untuk mencari keuntungan. Masyarakat memiliki sifata mudah dimanipulasi melalui iklan, branding, slogan , dan sebagainya. Hal ini dapat dibuktikan pada situasi realtias masyarakat ketika melihat produk yang mewah serta bernilai tinggi justru sebagai menganggap hal yang menarik dan dapat menunjang aktualisasi diri dalam kehidupan sosial. 

Secara postmodernisme, gambar diatas ini sebagai bentuk perlawanan terhadap sikap masyarakat menanggapi brand ternama ini. Menjadi sebuah pertanyaan adalah, mengapa masyarakat tertarik terhadap produk NIKE dibandingkan produk lainnya yang leebih terjangkau secara harga. NIKE banyak memberikan budaya baru dalam masyarakat. masyarakat jatuh dalam kehidupan yang mewah sehingga berpengaruh pada nilai kehidupan masyarakat di dunia.

Masyarakat yang saat ini juga semakin gengsi terhadapap situasi sosial menjadi sebuah paksaan untuk menunjukan identitas diri yang mampu dan setara dengan kelas-kelas diatas. masyarakat mendorong dirinya untuk tetap mengikuti perkambangan budaya gaya hidup dan menjadi bagian dari nilai modern pada zaman ini. Brand NIKE kerap identik dengan kelas atas, sehingga masyarakat menengah kebawah justru telena akan gaya hidup yang diinformasikan. \

Slogan yang dirangkai dan di branding oleh NIKE adalah 'Just Do It !'. Akan tetapi, menjadi hal yang menarik jika melihat ada hal yang terselubung didalamnya. Culture jamming melihat ada sebuah nilai khusus yang disampaikan melalui produk NIKE terhadap harga diri konsumen yang membelinya. Culture jamming ini menarik masyarakat untuk paham bagaiman kenyataan yang terjadi ketika produk NIKE justru dikedepankan dengan harga yang tinggi dibandingkan produk lain yang justru terjangkau. Culture jamming menyampaikannya melalui paroddi slogan oleh NIKE yaitu 'Just Buy It !'. Sebagai kritikan terhadap gaya hidup masyarakat yang berubah semenjak produk NIKE diperkenalkan secara mendunia. 

DAFTAR PUSTAKA

Isal (2020). Culture Jamming, Seni Kritik Media. Diakses pada 30 Maret 2020 dari salisil.web.id

Rosida, S. (2016). Modernisme dan Postmodernisme. Analisa Daily. Diakses pada 30 Maret 2021 dari analisadaily.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun