Rumah pintar adalah tempat belajar gratis untuk anak usia SD. Rumah pintar dibentuk sejak tahun 2015 yang berlokasi di desa penawangan. Rumah pintar bertujuan untuk membantu anak dalam belajar baik akademis maupun non akademis agar anak dapat lebih berkembang.
Sekolah non formal adalah jalur pendidikan yang tujuannya untuk mengganti, menambah dan melengkapi pendidikan formal. Pendidikan ini dapat diselenggarakan oleh lembaga khusus yang ditunjuk oleh pemerintah dengan berpedoman pada standar nasional pendidikan (Sumber: dosenpendidikan.co.id).
Dan karena berpedoman pada standar nasional pendidikan maka hasil dari pendidikan non formal tersebut dapat dihargai setara dengan pendidikan formal. Karena, potensi yang dimiliki setiap anak besar dan berbeda-beda sebab mereka pun memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.Â
Partisipasi Pendidikan Naik Tapi Jutaan Anak Indonesia Masih Putus Sekolah
Angka partisipasi pendidikan oleh anak usia sekolah di Indonesia disebut meningkat tiap tahunnya. Di sisi lain, total jumlah anak putus sekolah di 34 provinsi negara ini masih berada di kisaran 4,5 juta anak.
Dari data yang dimiliki Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jumlah anak usia 7-12 tahun di Indonesia yang tidak bersekolah berada di angka 1.228.792 anak. Untuk karegori usia 13-15 tahun di 34 provinsi, jumlahnya 936.674 anak. Sementara usia 16-18 tahun, ada 2,420,866 anak yang tidak bersekolah.
Sehingga secara keseluruhan, jumlah anak Indonesia yang tidak bersekolah mencapai 4.586.332.
Di situs resminya, TNP2K mengungkap bahwa konsentrasi terbesar dari anak Indonesia yang tidak bersekolah atau putus sekolah berada di Provinsi Jawa Barat, dengan angka 958,599 anak. Disusul oleh provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, masing-masing di angka 677,642 dan 609,131 anak.
Maka dari itu, sekolah non formal sangat diperlukan untuk mengasah potensi anak yang mungkin tidak memiliki biaya untuk bersekolah. Karena, potensi yang dimiliki setiap anak besar dan berbeda-beda sebab mereka pun memiliki kesempatan yang sama untuk sukses.
Lalu, dalam kegiatan rupin ini terbagi dalam beberapa kelas dan pengajar (relawan) tiap kelas mulai dari kelas kecil (1-3 SD) dan kelas besar (4-6 SD).
Setelah pembagian kelas, para pengajar memberikan materi sesuai dengan apa yang para anak butuhkan dengan durasi 2 jam. Kemudian, usai belajar anak-anak diberikan pembakalan singkat mengenai tata krama sebelum pulang agar anak-anak juga tidak hanya berkembang secara akademis tetapi juga non akademis.Â
Dapat disimpulkan, bahwa belajar tidak harus sekolah formal apabila tidak ada biaya tetapi dengan ada sekolah non formal ini sangat membantu anak yang tidak mampu bersekolah dalam mengembangkan diri mereka dalam belajar baik akademis maupun non akademis guna mengembakan diri mereka dalam menggapai cita-cita mereka kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H