Mohon tunggu...
Yohanes Dwi Prastyo
Yohanes Dwi Prastyo Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UPN "V" Yogyakarta like photography, music and traveling 153090306

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Pasca Erupsi Merapi

10 Januari 2012   13:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:04 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13262015701610339687

Desa Kinahrejo merupakan desa tempat tinggal Almarhum Mbah Maridjan. Beliau adalah juru kunci merapi sampai beliau wafat pada tahun 2010 karena terkena awan panas atau sering disebut wedhus gembel pada erupsi terkahir Gunung Merapi akhir tahun 2010.

Desa Kinahrejo berjarak sekitar 4 km dari puncak merapi. Pada awalnya Desa kinahrejo merupakan daerah yang nyaman dan sering digunakan oleh pengunjung untuk menikmati keindahan Puncak Gunung merapi. Selain itu Rumah mbah Maridjan juga sering digunakan tempat menginap dan istirahat oleh para pendaki yang akan menuju puncak merapi.

Setelah erupsi Gunung Merapi, Desa Kinahrejo menjadi salah satu lokasi dengan tingkat kerusakan terparah. Banyak korban berjatuhan dan bangunan yang hancur akibat awan panas. Namun, hal tersebut tidak menghalangi keinginan penduduk untuk bangkit. Ciri khas desa wisata yang melekat pada Kinahrejo menjadikan suatu motivasi untuk membangun kembali Kinahrejo sebagai wisata pasca erupsi merapi. Berbagai keterbatasan dan kekurangan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mengunjungi Desa Kinahrejo. Salah satunya Rumah alm.Mbah Maridjan yang hancur tersapu awan panas.

Rizky (22) salah satu pengunjung yang datang ke Desa Kinahrejo bersama teman – temannya mengatakan bahwa memang sengaja datang ke Desa Kinahrejo untuk melihat bekasrumah sang juru kunci alm.Mbah Maridjan yang terkena awan panas.“saya ingin melihat secara langsung kedahsyatan keagungan tuhan dan melihat bekas rumah alm.Mbah Maridjan”. Ujar Rizky

Namun Pengelolan desa wisata ini masih terbilang kacau dan belum terkoordinir dengan baik. Pengunjung seakan – akan dikomersialisasikan oleh beberapa pos – pos liar yang akan menuju merapi. “ Ya mau gimana lagi, ini cara satu – satunya bagi penduduk sekitar untuk mencari nafkah. Klo ga seperti itu mau gimana lagi?”. Ujar Suwarni (28) yang berprofesi sebagi penjual aksesoris.

Kurangnya perhatian dan bantuan dari pemerintah membuat penduduk Desa Kinahrejo melakukan hal sedemikian rupa. Bantuan Rp. 150.000per bulan selama 2 periodemerupakan hal yang miris bagi penduduk desa. Padahal para penduduk harus mencukupi kebutuhan pribadi dan keluarga mereka.

Bantuan Pemerintah atau siapapun sangat diharapkan untuk membangun kembali desa wisata ini. Serta diperlukannya kordinasi yang baik bagi pihak pengelola walaupun dikelola oleh warga setempat alangkah baiknya jika semua penduduk juga ikut merasakan dampak positif dari pengelolaan Desa Wisata Kinahrejo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun