Mohon tunggu...
Yohanes Bosco Otto
Yohanes Bosco Otto Mohon Tunggu... Lainnya - PNS Penyuluh Agama Katolik Kantor Kementerian Agama Kota Pangkalpinang Babel

Berbuatlah mulai dari hal kecil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relationship Development Skills

29 Maret 2023   10:56 Diperbarui: 29 Maret 2023   11:03 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KETERAMPILAN MENGEMBANGKAN ATAU MEMBANGUN 

HUBUNGAN YANG HARMONIS 

(RELATIONSHIP DEVELOPMENT SKILLS)

Tulisan ini dimaksudkan memberikan gagasan kepada guru atau dosen untuk mengembangkan atau membangun hubungan atau relasi dengan siswa/mahasiswa (Peserta didik=murid) yang dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan keterampilan mengajar, strategi pembelajaran, dan management serta pengawasan. Fokus penulis adalah MEMBANGUN RELASI GURU DENGAN SISWA. Topik ini dijabarkan ke dalam tiga sub topik yakni:

A. KARAKTERISTIK (CIRI-CIRI) DAN SIFAT-SIFAT PERSONAL;

B. UPAYA MEMBANGUN RELASI PERSONAL.

Dalam analisis terakhir tentang pendidikan, dikatakan bahwa pembelajaran merupakan tugas bersama antara yang memfasilitasi pembelajaran (guru) dan yang difasilitasi namun bukan obyek (siswa atau masyarakat). Hampir setiap saat dalam kesehariannya guru selalu berkomunikasi dan berelasi baik secara fisik, psikis dan sipirtual dengan peserta didik. Komunikasi dan interaksi dengan siswa merupakan hal yang penting dalam tugas guru, maka apa yang dapat kita (guru-siswa) buat berkenaan dengan relasi pribadi ketika kita mempersiapkan segala sesuatu untuk proses pembelajaran?

Ada tiga kategori sifat dan tindakan berkaitan dengan hubungan pribadi yang dipandang penting ketika guru dan siswa mulai bekerja bersama dengan sekelompok siswa yang lain. Kategori pertama menunjuk pada karakteristik dan sifat-sifat alamiah anda sebagai guru. Kategori kedua menunjuk bagaimana pendekatan anda dengan siswa dan seluruh kelas pada saat anda sedang melaksanakan proses pembelajaran dan atau pada saat mengawasi kelas. Kategori ketiga dari usaha membangun hubungan yang mungkin anda perlukan dalam melaksanakan tugas adalah kemampuan dan keterampilan tentang bagaimana membuat siswa berpikir dan merasa dirinya baik dan berharga dalam pelayanan anda (tentu juga dalam hidup bersama teman dan lingkungan sosial).

SIFAT-SIFAT DAN KARAKTERISTIK PRIBADI

Kabar yang menggembirakan bagi semua guru adalah bahwa kerangka ideal (pola yang baku) tentang kriteria sifat-karakteristik pribadi bagi seorang guru yang efektif belum pernah ditemukan, lalu apakah hal ini dapat kita temukan pada seseorang, seperti insinyur (ahli mesin) yang sukses, sekretaris yang baik, pegawai bank yang jujur, politikus yang public oriented, tukang roti yang hebat, orangtua panutan atau yang lain. Hal ini dimaksud agar kita tidak menjadi foto copy klise guru-guru sempurna, melainkan kita dapat menjadi diri kita sendiri (to be ourselves). Karakteristik (ciri-ciri) berikut merupakan hal-hal pokok dari karakteristik guru pada umumnya yang kita tahu bahwa para siswa akan merespon dengan rasa (=saling) hormat dan percaya. Sebagian besar karakteristik berikut perlu anda aktualisasikan jika anda ingin orang lain melakukan terhadap anda. Ciri-ciri (Karakteristik) itu adalah:

  • Alami, asli, apa adanya, wajar, tidak dibuat-buat (being natural): Siswa sangat senang pada guru yang tampil, hadir, mengungkapkan diri mereka sebagai seorang pribadi yang real, nyata, apa adanya, tidak dibuat-buat (=tidak penuh sandiwara). Hal ini berarti guru hendaknya berbicara dan atau berkata-kata dengan suara yang normal, mengekspresikan perasaan-perasaan (seperti kesenangannya, kebahagiaannya, kejengkelannya, kekecewaannya) sebagai seorang yang normal, bersukaria/tertawa bersama para siswa manakala ada sesuatu yang lucu, dll. Ketika para siswa melihat anda sebagaimana adanya, mereka akan menerima anda (apa adanya pula) karena anda tidak menghadirkan (=menampilkan) diri anda dengan cara yang keliru. Siswa dapat mengetahui dengan segera kesalahan perilaku anda dan segera menutup diri bagi anda. Dan hal ini akan mempersulit anda dalam mengembangkan relasi dasar yang baik dengan mereka.
  • Kehangatan/Keramahan (being warm): Semua guru hendaknya senang berada bersama para siswanya (tidak risih dan mengambil jarak). Sebagaimana seorang guru penulis menuliskan: "jika guru-guru tidak senang berada bersama para siswanya maka mereka tidak boleh mengajar (=keluar/berhenti dari guru). Ini merupakan prinsip. Hangat/kehangatan mempunyai makna dapat meyakinkan para siswa bahwa guru menghargai mereka, menghormati mereka sebagai teman, menjunjung tinggi sifat-karakter khas mereka dan bahagia memiliki mereka atau berada bersama mereka. Senyum dan tawa anda sebagai guru hendaknya terekspresi secara tulus dan murni. Intonasi suara anda hendaknya terungkap secara lembut dan personal. Bahasa tubuh anda kiranya ditampilkan secara bebas dan terbuka.
  • Menyenangkan (being pleasant): Ketika guru menampilkan sikap sebagai pribadi yang senang/bahagia atau pun seorang yang suka murung, maka para siswa pun akan merespon atau bersikap demikian. Sikap 'menyenangkan' memberi makna bersikap rileks, bersahabat dengan mereka, dan menarik dalam proses pembelajaran. Sebagai guru, hendaknya anda tidak bersikap kasar, kejam, negatif dan merusak melainkan lembut, positif dan konstruktif dalam membangun hubungan dengan para siswa.
  • Dapat menjadi teman/sahabat (being friend): Manakala para siswa merasa bahwa mereka dapat mengadakan pendekatan dengan guru dalam waktu yang relatif lebih banyak walaupun tidak setiap situasi, maka guru seyogyanya membangun suatu hubungan dasar yang baik dalam kelas. Guru yang dapat menjadi teman adalah guru yang mampu dan mau mendengarkan, membuat siswa merasa bernilai dalam kebersamaan dengannya dan yang tidak suka mengancam.
  • Toleran: Semua siswa tidak sama (=berbeda) dan mereka tahu itu. Guru yang menampilkan sikap menghargai perbedaan dalam setiap pribadi siswa dan tidak terganggu dengan itu akan nampak sebagai guru yang konsisten dan adil (fair). Semua siswa akan sangat merasa sensitif terhadap guru yang membeda-bedakan siswa yang heterogen  dalam kelas. Ketika guru itu bersikap tidak adil tanpa alasan (tidak memperlakukan siswa sama), maka siswa akan mengingat demikian. Bersikap toleran tidak berarti guru harus memperlakukan semua siswa sama saja, akan tetapi lebih dimaksudkan bersikap adil dan konsisten terhadap semua siswa. Pada dasarnya kita manusia (termasuk guru) tidak mungkin dapat memperlakukan setiap pribadi secara sama dan adil, tetapi mungkin kita harus berusaha bersikap ramah, mudah menerima apa adanya, toleran juga kepada para siswa yang sulit berhubungan (bersosialisasi) secara dekat dengan kita.

Beberapa karakteristik di atas adalah sebagian dari karakteristik dan sifat-sifat yang kita pandang dapat dikembangkan bersama dalam hubungan guru dengan siswa. Maka, kembangkanlah sikap-sikap tersebut ketika anda sedang melaksanakan tugas pembelajaran dan usahakan agar hal-hal itu terpelihara. Meskipun demikian, sikap-sikap ini sungguh berbeda satu dengan lain (dan mungkin agak sulit untuk dipenuhi secara sempurna), maka anda harus berpikir secara serius tentang sikap-sikap mana yang anda harus bangun dalam hubungan dengan siswa-siswi anda (atau mungkin berusaha untuk memenuhi semuanya).   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun