Mohon tunggu...
Yohanes Alga Setiawan
Yohanes Alga Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FISIP UNAND

Mantap

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Globalisasi terhadap Masyarakat Suku Mentawai

23 November 2023   22:41 Diperbarui: 23 November 2023   22:45 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi merupakan sebuah fenomena yang mana terjadinya proses yang mendunia tanpa adanya lagi batas-batas yang menghalangi atau membatasi antar negara-negara untuk saling berinteraksi satu sama lain. Globalisasi dapat diibaratkan sebagai arus besar yang merambah di setiap aspek kehidupan kita. Hal ini memungkinkan dunia menjadi satu kesatuan yang saling terhubung, yang menghubungkan masyarakat-masyarakat di seluruh penjuru dunia.

Meskipun globalisasi membawa perkembangan besar dalam berbagai aspek kehidupan, ia juga memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat adat di seluruh dunia. Masyarakat adat, dengan kekhasan beragam budaya dan tradisi-tradisi mereka, sering merasa terjepit dalam situasi yang penuh tantangan ketika berhadapan dengan fenomena global ini. Dalam artikel ini, saya akan mencoba membahas pengaruh globalisasi terhadap masyarakat adat terkhusus masyarakat adat suku mentawai mengenai tantangan apa yang dihadapi dan peluang baru apa yang dihadirkannya.

Bagi kawan-kawan kompasiana yang tidak tahu Mentawai itu berada dimana (?), Mentawai itu merupakan bagian dari provinsi Sumatera Barat yang secara geografis terletak di bagian barat lepas pulau sumatera. Mentawai terdiri dari gugusan empat pulau-pulau besar yakni Pulau siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan serta pulau-pulau kecil yang tersebar disekitarnya. Masyarakat adat suku mentawai dikenal masih hidup dalam kehidupan yang terbelakang dan primitif, yang mana mereka kaya akan tradisi leluhur yang masih dipegang hingga kini. Mereka yakni masyarakat suku mentawai hidup secara berdampingan dengan alam, dengan meng-gantungkan hidupnya di hutan-hutan, disamping itu mereka juga menganut kepercayaan akan konsep animisme yang disebut dengan kepercayaan arat sabulungan.

Namun dengan proses globalisasi saat ini, membawa perubahan yang berdampak secara signifikan terhadap masyarakat suku mentawai baik itu pengaruh positif yang mana akan menjadi peluang baru apa yang dihadirkannya maupun pengaruh negatif yang akan menjadi tantangan apa yang dihadapi oleh masyarakat suku mentawai itu sendiri.

Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap mayarakat suku mentawai?

pengaruh yang paling kentara dari globalisasi terhadap masyarakat adat adalah risiko kehilangan jati diri budaya atau berpotensi hilangnya identitas budaya mereka. Seringkali, masyarakat merasa terpengaruh untuk mengadopsi unsur-unsur budaya luar, yang tentunya dapat membahayakan kelangsungan tradisi lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. Pengaruh ini menciptakan ketidakpastian tentang masa depan nilai-nilai yang melekat dalam budaya mereka. Sebagai warisan dari generasi ke generasi, tradisi lokal bisa terpinggirkan oleh dominasi budaya luar karena generasi penerus masyarakat suku mentawai saat ini lebih tertarik dan tergiur akan budaya luar serta menggangap budaya lokalnya primitif dan kuno seperti korean wave dan westernisasi yang lebih diminati kalangan muda saat ini. Dengan keadaan demikian menimbulkan tantangan serius bagi kelangsungan identitas budaya suku mentawai di tengah arus globalisasi yang semakin berkembang. Disamping adanya potensi kehilangan identitas budaya mereka, juga menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan alam, yang mana di era globalisasi saat ini terjadinya transformasi terutama melalui aktivitas ekonomi yang terkait dengan masuknya industri-industri dari luar. Mereka yakni industri-industri luar tersebut mengubah hutan-hutan, yang mana diketahui bahwa hutan-hutan tersebut menjadi tempat masyarakat suku mentawai meng-gantungkan hidupnya kini menjadi lahan ekonomi para pemilik industri dengan mendirikan sebuah pabrik. Masyarakat suku mentawai umumnya mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk kehidupan mereka. Dalam situasi ini, kehidupan sehari-hari masyarakat suku mentawai yang sangat bergantung pada sumber daya alam di sekitarnya dapat menghadapi dampak serius. Sebagai contoh, jika sumber daya alam dieksploitasi secara berlebihan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi industri, hal itu dapat merusak ekosistem lokal dan menimbulkan masalah dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Akibatnya,kehidupan sehari-hari masyarakat suku mentawai bisa terpengaruh

Selain itu globalisasi juga memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat suku mentawai. Salah satu pengaruh positif dari fenomena globalisasi adalah adanya peluang yang lebih luas dalam bidang pendidikan dan akses terhadap teknologi. Bagi masyarakat mentawai, ketersediaan akses ini membuka pintu bagi mereka untuk memanfaatkan pengetahuan dan inovasi terbaru, dengan potensi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Melalui kemudahan akses pendidikan dan ketersediaan teknologi, masyarakat adat dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan baru, serta membantu mereka memahami dengan baik apa yang terjadi di dunia luar. Akses ke dunia digital juga memungkinkan partisipasi mereka dalam pertukaran informasi dan keberagaman budaya dunia, dengan mengenalkan budaya lokal ke kancah internasional. Dengan begitu, masyarakat luar dapat mengenal kekhasan budaya suku mentawai lebih dalam dan tertarik untuk berkunjung dan berwisata ke "tanah sikerei" nan indah ini, yang akhirnya berdampak pada peningkatan perekenomian masyarakat sekitar terlebih dengan adanya peresmian bandara di mentawai yang diresmikan oleh presiden jokowi pada 25 oktober bu, dapat meningkatkan mobilitas masyarakat semakin mudah dan akses ke sana tentunya lebih mudah melalui transportasi udara.

Dalam menghadapi berbagai pengaruh globalisasi ini, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif, masyarakat suku mentawai harus bijak dalam menyikapi fenomena global ini. Masyarakat mentawai dihadapkan pada tantangan yang kompleks dimana mereka harus tetap menjaga kekhasan budaya dan keberlanjutan hidup mereka ditengah gempuran globalisasi yang semakin berkembang pesat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun