Jika kembali meminjam perkataan para akademisi, hal semacam itu bisa disebut sebagai ruang dialektika. Para masyarakat yang ada di lapau harus bertima dengan lapang dada apabila pendapat yang diberikan tidak diterima bagi beberapa orang. Juga apabila timbul olok-olok bukan berarti masyarakatyang tengah berada di lapau harus berkecil hati atau memendam dendam di hati. Karena kembali kepada pemeo masyarakat Minang bahwa semua itu hanya ota lapau. Habis ketika keluar dari lapau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H