Disini kalau di komparasikan dengan nilai ukuran barter adalah berapa banyak produksi barang di satu sisi sehingga bisa memberikan barang lebih banyak daripada satu sisi dimana produksi barangnya sedikit atau langka. Tapi saat yang langka tadi menjadi banyak bisa menjadi kebalikanya.
Uang tetap berkuasa di bumi ini karena segala hal perihal apapun akan mengikutinya, dari ide sampai materi. Jadi apabila ada peranan moral mengatakan bahwa segala sesuatu yang jahat di karenakan uang, bisa terjadi. Tapi desain dunia menjadi tersentral karena tidak ada alat ukur yang tepat kecuali dalam kesepakatan ekonomi seperti uang tadi.Â
Nilai uang bisa naik turun juga, karena hari ini sepuluh ribu rupiah bisa membeli satu mangkok bakso, belum tentu beberapa bulan kemudian, bisa tidak terbeli dengan harga segitu. Apalagi yang tidak berbentuk seperti perihal baik dan buruk, moral, sampai hal ideal yang lain.
Harga ekonomis di Indonesia sering naik dan susah turun. Apabila kita cek saja dari tahun ke tahun tidak pernah ada penurunan dari harga sebuah barang. Pernah harga bbm di turunkan tapi pedagang sembako tidak mau menurunkan harganya, dan benar kemudian bbm di naikan lagi. Apakah dengan kenaikan-kenaikan nilai harga ekonomis ini nantinya akan mengikuti juga peningkatan nilai kebaikan, moral, dan etika. Apakah orang akan menjadi lebih baik dan bermoral atau malah orang berpikir dengan kepentingan keuntungan nilai ekonomis untuk memberikan respek pada nilai lain seperti kebaikan moral dan etika.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI