Mohon tunggu...
yohanes wibowo
yohanes wibowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi UMKM

Membebaskan diri kita untuk melihat dunia dan mengekspresikanya. Apalagi yang berkaitan dengan keresahan perjalanan hidup kita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Itewon, Kota Tentara Amerika Serikat di Korea Selatan

20 Desember 2022   10:11 Diperbarui: 20 Desember 2022   10:18 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberitaan tentang tragedi yang terjadi di itewon korea selatan menghantarkan saya untuk sedikit berbicara tentang itewon dengan cara yang lain dari kebanyakan pemberitaan. Patut untuk diperhatikan bahwa itewon merupakan salah satu kota aneh yang pernah saya kunjungi selama 2 tahun hidup sebagai pekerja migrant di korea selatan 18-20 tahun yang lalu. Jarang sekali warga negara Indonesia yang terlihat muncul, yang dalam pemberitaan di sebut sebagai distrik ini. ( Kemungkinan distrik adalah salah satu nama yang disebut kecamatan di Indonesia).

Di Itewon saya lihat hanya ada satu restoran yang familiar di telinga orang Indonesia apabila te terlihat sepintas, yaitu bali caf. Kebetulan teman saya mempunyai teman yang bekerja di salah satu caf itu sehingga sempat mampir di tempat yang terlihat berada di atas. Jalanan terlihat jauh sekali dari kesan " Indonesian town" seperti kota Ansan ( salah satu kota industri korea ), karena sangat mudah kita bertemu dengan orang asing pekerja seperti kita termasuk orang Indonesia. Yang aneh justru sangat banyak sekali orang asing dari negara amerika serikat yang memang melimpah ruah hilir mudik di jalanan dengan kebanyakan yang saya dengar sajian musik rap di sebagian besar toko-toko baju dan beranekaragam yang lain di sepanjang jalan.

Saya menyebutnya sebagai kota amerikanya korea karena malah minim sekali penduduk asli terlihat beraktivitas, minimal jalan kaki di sepanjang jalan Itewon. Dan menurut informasi dari beberapa orang teman, yang terlihat disana itu sebenarnya kebanyakan orang amerika dan rata-rata berprofesi sebagai tentara atau sebutan mereka marinir. Saat itu saya kurang paham kalau marinir itu bisa menggunakan tattoo, tidak seperti tentara Indonesia yang dilarang memberikan tattoo di tubuhnya. 

Saya sempat searching di internet karena penasaran tentang hal itu. Disebutkan bahwa tattoo bagi marinir amerika serikat adalah tanda yang di berikan kepada tentara ini untuk tugas-tugas tertentu, terutama tugas ekstrim yang bisa mengancam nyawa. Apabila terjadi kejadian kematian sampai kondisi yang tidak utuhpun, bisa dikenali dengan ragam tattoo yang ada di tubuh anggota pasukan itu. Dan ternyata bagi amerika serikat, marinir adalah pasukan khusus semacam kopasus atau kopaskha di Indonesia.

Walaupun menurut salah satu berita tentang ulasan itewon setelah tragedi helloween, tentang adanya markas militer amerika serikat semenjak purnanya pendudukan jepang di korea selatan sampai sekarang, terlihat bukan hanya terdapat di dekat itewon itu saja terdapat markasnya. Di berbagai tempat di kota yang berbeda, selalu terdapat markas militer tentara amerika yang dijaga tentara korea selatan di bagian luarnya. 

Saya masih tidak habis pikir kenapa demikian terjadi. Sempat saya hanya berceloteh kepada teman kalau korea selatan itu sebenarnya dijajah amerika serikat, karena banyaknya markas militer amerika serikat di setiap kotanya. 

Saya ingat pada waktu itu ada salah satu anggota militer amerika dengan pakaian biasa mabok parah sampai air liurnya keluar, masuk di salah satu markas militer mereka di salah satu kota, yang terlihat karena kebetulan saya lewat dengan kendaraan umum. Tentara itu dijalan menuju pintu masuk, cepat di tolong oleh penjaga dari tentara korea untuk dipapah masuk menuju markas.

Ada salah satu tempat di papua yang disebut kota kuala kencana. Kondisi yang jauh berbeda dengan keadaan lain di sekitarnya yaitu kota lain di papua. Dengan kota didesain mirip dengan kota di luar negeri. Yang ternyata dilakukan karena menyesuaikan dengan para pekerja terutama di Freeport yang banyak dari pekerja asing. Tentu kita tahu bagaimana perbandingan kehidupan di kota itu bila dibandingkan kehidupan masyarakat lokal papua sendiri, belum tentang profit sangat luar biasa dari hasil penambangan emas di tempat itu. Membandingkan dengan itewon. Kenapa harus ada satu kota yang didesain untuk orang-orang asing dengan kekhususan dari negara tertentu. Apakah ada keuntungan besar buat amerika, seperti kota kuala kencana yang mendapat keuntungan besar dari emas tanah papua Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun