Mohon tunggu...
Yohanes Djanur
Yohanes Djanur Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Penulis Lepas. Menyukai sastra dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrasi di Bawah Genggaman Oligarki

16 Oktober 2020   11:55 Diperbarui: 16 Oktober 2020   12:18 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis, Mahasiswa Hukum Universitas Pamulang. Peminat isu hukum dan politik. | dokpri

Lebih jauh, analisis Geopolitik, Hendrajit berpendapat, oligarki politik dalam sistem pemerintahan berdampak kepada sektor ekonomi. Menurutnya, indikator itu dapat dilihat dari kebijakan ekonomi yang diterapkan (gatra.com)

Badai kapitalisme dalam sektor ekonomi Indonesia merupakan roket pendorong, bagimana oligarki meretas sistem keamanan nilai-nilai demokrasi di dalam ruang politik, ekonomi  hukum,  maupun ruang sosial kemasyarakatan. 

Dalam hal ini oligarki berhasil mengumpulkan dua kekuatan ganda dari arah yang berlawanan, di satu sisi muncul dari dalam sistem pemerintahan itu sendiri, menggarap kebijakan politik di yang profitable di sektor ekonomi untuk kepentingan golongan tertentu, di lain sisi, dari luar, pasar ekonomi (kaum pebisnis) mempreteli arah kebijakan politik dan ekonomi sektoral pemerintah. Ada suatu bentuk simbosis mutualisme di dalam mengakomodir gerak dan arah oligarkis di dalam krangka yang sistemik.

Berangkat dari gerakan yang sistemik inilah yang menjadikan demokrasi Indonesia lumpuh dan tak bisa apa-apa. Demokrasi bisu di dalam kecacatannya sehingga rakyat Indonesia semakin terpuruk dan jauh dari rangkulan kesejahteraan dan keadilan.

Membiarkan demokrasi lumpuh dan dibiarkan tergeletak di pelataran ibu pertiwi adalah sebuah kedunguan bahkan penghianatan terhadap nilai-nilai perjuangan kemerdekaan maupun semangat reformasi. Membiarkan demokrasi tergerus berarti menciptakan misi bunuh diri bagi segenap rakyat Indonesia. Demokrasi meskipun sudah dibabak-belur, paling tidak komiten berbangsa dan bernegara masih terjaga baik di hati dan pikiran rakyat Indonesia.

Maka dari itu, perlu adanya perjuangan melalui pemikiran kiritis berusaha meneropong dan menilai setiap gerak gerik arah kebijakan pemerintah di setiap sektor kehidupan, merawat kedamaian dan persatuan antara sesama bangsa, serta memperkuat solidaritas kebangsaan melalui pengamalan pancasila dan UUD 1945 sebagai fondasi dan atap demokrasi.

Penulis, Mahasiswa Hukum Universitas Pamulang. Peminat isu hukum dan politik. | dokpri
Penulis, Mahasiswa Hukum Universitas Pamulang. Peminat isu hukum dan politik. | dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun