Sebuah kabar duka yang sungguh miris kembali mewarnai tanah air. Seorang prajurit TNI AD mati mengenaskan. Ia bukan mati sebagai pahlawan di medan perang tetapi malah mati di pohon asam akibat gantung diri. Dia adalah Pratu Andi Tambaru. Â Dilansir dari Kompas.com, Andi diduga nekat bunuh diri karena masalah percintaan. Seorang temannya bernama Pratu Valen mengungkapkan bahwa Pratu Andi sempat mengungkapkan persoalan asmaranya sebelum kejadian. Pratu Andi dituntut mahar 250 juta oleh sang mertua untuk boleh menikahi pacarnya. Sedangkan Pratu Andi hanya mempunyai uang 40 juta. Besar kemungkinan, Pratu Andi terbeban oleh tuntutan itu sehingga memilih jalan bunuh diri. Rupanya kata-kata Rian d'Masiv terbukti: 'cinta ini membunuhku'.
Mari kita bahas lagi tentang cinta. Sepertinya jutaan lagu dan karya sastra tak pernah cukup untuk mengakhiri pembahasan tentang cinta. Bahkan walaupun Gabriel Marcel dan Max Scheller telah membuat definisi jelas tentang cinta. Bagi Scheller, cinta merupakan salah satu kegiatan khas yang memberi ciri pada kemanusiaan seseorang. Adapun bagi Marcel, cintalah yang memanggil setiap pribadi untuk berhubungan dengan sesamanya.Â
Cinta tidak hanya menginspirasi karya-karya fiksi tapi juga memantik lahirnya pengalaman empiris. Anehnya, kegagalan dalam percintaan di masa lalu tidak otomatis memberi efek jera bagi seseorang. Jika hari ini semesta menghadirkan seseorang yang berhasil membuat hatinya berbunga-bunga, ia pasti jatuh cinta lagi.Â
Cinta sudah seperti kehidupan itu sendiri. Kehidupan tetap berlangsung dengan kenyataan pasang-surutnya. Cinta pun demikian, kadang menyakitkan dan kadang membahagiakan. Meski begitu, orang tetap mau mencinta dan dicinta lagi. Â Apakah manusia memang pada dasarnya 'bodoh' di hadapan cinta? Ona Hetharua telah mendendangkan itu dalam lagunya, "cinta bikin bodoh". Bodoh dalam arti tidak menyadari suatu hal walau ia mampu memahaminya.
Ketika berpikir tentang cinta, kemana ingatan kita tertuju? Barangkali ada yang memikirkan pacarnya atau pasangan hidupnya. Mungkin ada yang mengingat ayahnya atau ibunya. Orangtua mungkin membayangkan anaknya. Menurut saya kebanyakan orang lebih cenderung memikirkan orang lainnya. Dengan kata lain, alamat tuju dari cinta adalah manusia sendiri.Â
Pernahkah kita mengingat hal di luar manusia tentang cinta? Paling-paling kita langsung melompat ke Sang Cinta, yaitu Tuhan. Dengan keyakinan bahwa Dialah Tuhan Maha Cinta, pasti Dia juga turut hadir dalam ingatan kita. Saya mau mengajak kita untuk mengingat dan menyadari kenyataan lain yang sungguh tulus mencintai kita selain Allah. Dia adalah alam.
Alam pun mempunyai cinta dan mampu mencinta. Kita dapat menerima pandangan itu jika kita berdiri di atas dasar pemikiran Paul Tillich. Baginya cinta adalah motor penggerak kehidupan. Artinya tanpa cinta kehidupan akan mati dan lenyap. Alam selalu memainkan peran itu. Ia menjadi penggerak kehidupan. Tanpa alam, tidak mungkin ada kehidupan di atas bumi. Ada alam maka ada kehidupan.Â
Alam mencinta dari keberadaannya. Cukup berbeda dengan manusia yang mencinta setelah melalui proses tertentu seperti perjumpaan, perencaanaan, jalinan relasi, dll. Kita harus akui bahwa tanpa manusiapun, kehidupan di atas bumi masih bisa berlangsung. Namun tanpa alam, segala makhluk termasuk manusia mustahil bisa bertahan hidup. Betapa alam sangat esensial dalam sejarah kehidupan. Betapa alam selalu mencinta untuk kehidupan kita dan semua makhluk hidup yang lainnya. Dialah gambaran kesetiaan dan ketulusan cinta selain Tuhan.Â
Unsur alam yang mencintai kita adalah air, udara, tanah, matahari, tumbuhan dan hewan. Seseorang bisa hidup tanpa cinta seorang pasangan hidup. Seseorang juga masih bisa hidup meskipun telah ditinggal pergi selamanya oleh kedua orangtua. Akan tetapi, siapa yang bisa hidup tanpa air, udara, tanah, matahari, tumbuhan, dan hewan? Semuanya mencintai kita untuk menghidupkan kita. Mereka adalah para pecinta yang perlu kita hiraukan, perlu kita pedulikan.Â
Lebih baik gelisah memikirkan kerusakan alam daripada resah karena tidak dikabari pacar. Lebih berguna berjuang demi memelihara alam daripada menghabiskan perhatian untuk si pujaan hati. Hiraukanlah cinta alam yang senantiasa menghidupkanmu. Jangan sampai hanya ingat kekasih hati yang malah memicu bunuh diri.Â
Kesetian cinta alam tidak boleh hanya bertepuk sebelah tangan. Kita pun harus membalasnya. Maka ada beberapa hal yang perlu kita usahakan. Pertama, jangan menduakan alam. Alam perlu dicintai sebagaimana ia selalu setia mencintai kita. Alam perlu ada di pikiran dan hati kita. Alam jangan dibelakangkan, diduakan, apalagi dilupakan hingga dirusakkan. Merusak alam sama dengan merusak diri sendiri dan mematikan kehidupan. Alam harus menjadi nomor satu dalam perhatian kita. Kebersihannya, kelestariannya, dan keutuhannya adalah tanggung jawab kita sebagai tanda cinta kita kepadanya.
Kedua, menikmatinya tanpa menghancurkannya. Tendensi menikmati cinta alam sampai merusakkannya demi keegoisan kita harus segera dihentikan. Bukankah alam tidak pernah menolak untuk dinikmati demi kehidupan kita. Tapi alam akan menggugat apabila kita menikmatinya sampai menghancurkannya. Suatu waktu ia akan berbalik menghancurkan kita melalui bencana alam dan perubahan iklim yang ekstrim.Â
Ketiga, sampaikan doa atas alam. Anda dan saya yang beriman perlu juga berdoa untuk alam semesta ini. Kita tidak cukup hanya berdoa untuk diri sendiri dan sesama manusia. Â Kita harus memohon rahmat Tuhan untuk selalu menjadikan alam ini aman untuk kita diami. Doa itu akan sangat lengkap jika berbarengan dengan upaya kita untuk menjaga alam secara bertanggung jawab.Â
Cinta alam sulit ditangkap dengan mata biasa, tapi cinta itu hanya bisa dialami jika kita membalasnya juga dengan cinta. Mari kita mengikuti cara William Hazlett: "Kami tidak melihat alam dengan mata kami, tetapi dengan pemahaman dan hati".
Kembali ke masalah awal, lebih baik menikmati hangatnya pelukan cinta alam daripada sibuk mengejar cinta yang berakhir kelam!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H