Mohon tunggu...
Yohanes Apriano Dawan Fernandez
Yohanes Apriano Dawan Fernandez Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang putra daerah yang saat ini menetap di kota industri yang hirup pikuk. Terkadang hal kecil menjadi inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wajah Asia, Mata Biru...

6 Desember 2011   11:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:45 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya selalu kagum dengan perkembangan zaman yang kian pesat dua dekade terakhir ini, namun saya juga sering terheran-heran dengan hal yang sama. Seperti dua sisi mata uang, perkembangan zaman yang dimotori oleh teknologi sangat berkontribusi bagi kehidupan manusia tetapi pada sisi yang lain bisa bersifat destruktif jika tidak digunakan secara arif. Mengenai hal ini sudah banyak dibahas oleh para pakar dan kita sebagai orang awam pun bisa melihatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan zaman yang ditelan menta-menta juga menjadikan negeri ini seperti panggung jenaka. Setidaknya jenaka menurut saya, sangat subjektif tetapi bisa jadi orang lain pun beranggapan yang sama. Hal ini terjadi pada hampir semua aspek kehidupan, tetapi saya hanya membatasi pada "dunia mode" Indonesia. Saya bukan pengamat mode jadi tidak melihat mode dari perspektif estetika atau perspektif lain yang sering digunakan oleh pakarnya. Bagi saya mode bisa sangat berkorelasi dengan nasionalisme atau sederhananya kebanggaan kita akan jati diri sebagai bangsa Indonesia.

Perkembangan zaman dengan berbagai pengaruhnya ternyata mampu membuat sebagian orang merasa tidak bangga dengan dirinya sendiri yang tentu saja merepresentasi suku bangsanya. Ia  tidak bangga dengan rambut hitamnya yang eksotik sehingga harus ikut-ikutan diwarnai merah atau pirang. Mata yang hitam atau coklat harus ditutupi "mata palsu" yang berwarna biru, padahal wajah Asianya sangat tidak cocok dengan mata biru itu. Fenomena ini membuat saya bertanya ada apakah dengan ras kita? apa salah jika anda ber-ras Melanesia? bersuku melayu? Jawa? Batak? Sunda? Flores? atau Papua yang menjadikan kita sebagai sebuah bangsa Indonesia? Mungkin pertanyaan saya ini tidak pernah dipikirkan oleh para lakon karena mereka hanya ingin "mempercantik" diri, jauh dari embel-embel ini dan itu.

Saya bukan anti perubahan karena tidak ada satupun kita yang tidak berada dalam pusarannya. Saya pun tidak menyalahkan para lakon perubahan zaman. Ini hanya pertanyaan reflleksi yang selalu saya ingat ketika menghadapi perubahan zaman. Ini jati diri saya yang tidak mau saya tanggalkan. Bersyukur dengan semua pemberian Tuhan.

Tulisan ini saya tutup dengan pujian bagi perkembangan zaman karena dapat merubah citra seorang "Ugly girl" yang berkawat gigi dalam film-film Hollywood menjadi trend "kecantikan" di kalangan gadis-gadis indonesia jika berkawat gigi, meskipun giginya tidak bermasalah. Heehhe.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun