Pengguna akun anonimitas juga dapat mengatur sejauh mana mereka ingin membuka diri dalam akun yang mereka milik dan memberikan penilaian kepada siapa saja khalayak yang akan menerima informasi privasinya. Konsep batasan dalam teori Petronio ini menjadi kunci dalam menjelaskan dinamika keinginan terbuka atau tertutupnya seseorang ketika melakukan keterbukaan diri, individu dapat memperluas atau membatasi privasinya tergantung pada keinginan dan situasi tertentu. Â Individu pengguna media sosial X dapat secara rutin membagikan peristiwa positif dalam kehidupan mereka, tetapi memilih untuk tidak membicarakan peristiwa tertentu yang bisa dianggap pribadi atau sensitif. Individu juga dapat memilih untuk membagikan beberapa pencapaian mereka di media sosial X, tetapi mereka secara selektif menyembunyikan beberapa kesulitan atau kegagalan yang mungkin mereka alami.
Risiko Keterbukaan Diri dalam Anonimitas Media Sosial
Keterbukaan diri dalam anonimitas memberikan begitu banyak manfaat yang dirasakan oleh penggunanya. Meski begitu, segala sesuatu yang baik tentunya memiliki risiko apabila tidak digunakan secara bijak. Anonimitas memberikan perlindungan identitas kepada penggunanya, tetapi juga meningkatkan kasus pelecehan dan cyber bullying karena kebebasan penggunaan identitas samaran membuat seseorang merasa bebas dalam melakukan tindakan yang merugikan tanpa takut terhadap konsekuensi yang ada.Â
Selain itu, meskipun anonimitas dirancang untuk melindungi identitas pengguna, anonimitas juga memberikan peluang penyalahgunaan identitas dan pencurian informasi pribadi. Seseorang mungkin mengumpulkan data pribadi dari pengguna anonim untuk tujuan yang tidak etis. Penting untuk diingat bahwa meskipun anonimitas menawarkan keuntungan tertentu bagi pengguna media sosial X atau media sosial lainnya, masing-masing individu harus mempertimbangkan implikasi sosial, etika, dan hukum dari tindakan mereka. Kesadaran diri akan risiko dan tanggung jawab berbagi informasi tetap menjadi kunci untuk mempertahankan pengalaman online yang positif dan etis.
Dalam menghadapi dinamika yang terjadi saat melakukan keterbukaan dalam media sosial X, kesadaran berpikir dan literasi digital menjadi kunci. Setiap individu pengguna akun, harus memahami akibat langsung yang akan terjadi dari setiap tindakan yang mereka lakukan di dalam akun yang mereka miliki. Dengan adanya kesadaran akan konsekuensi yang timbul dari kegiatan membuka diri, penilaian terhadap orang lain, dan risiko-risiko potensial yang kemungkinan akan timbul dapat membantu individu dalam mengoptimalkan manfaat dari keterbukaan diri yang dia lakukan dan membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam berbagi informasi privasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H