Mohon tunggu...
Yohana Izha Permata Sari
Yohana Izha Permata Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menelusuri Dinamika Anonimitas dalam Keterbukaan Diri di Media Sosial

15 Desember 2023   06:51 Diperbarui: 15 Desember 2023   07:04 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengguna akun anonimitas juga dapat mengatur sejauh mana mereka ingin membuka diri dalam akun yang mereka milik dan memberikan penilaian kepada siapa saja khalayak yang akan menerima informasi privasinya. Konsep batasan dalam teori Petronio ini menjadi kunci dalam menjelaskan dinamika keinginan terbuka atau tertutupnya seseorang ketika melakukan keterbukaan diri, individu dapat memperluas atau membatasi privasinya tergantung pada keinginan dan situasi tertentu.  Individu pengguna media sosial X dapat secara rutin membagikan peristiwa positif dalam kehidupan mereka, tetapi memilih untuk tidak membicarakan peristiwa tertentu yang bisa dianggap pribadi atau sensitif. Individu juga dapat memilih untuk membagikan beberapa pencapaian mereka di media sosial X, tetapi mereka secara selektif menyembunyikan beberapa kesulitan atau kegagalan yang mungkin mereka alami.

Risiko Keterbukaan Diri dalam Anonimitas Media Sosial

Keterbukaan diri dalam anonimitas memberikan begitu banyak manfaat yang dirasakan oleh penggunanya. Meski begitu, segala sesuatu yang baik tentunya memiliki risiko apabila tidak digunakan secara bijak. Anonimitas memberikan perlindungan identitas kepada penggunanya, tetapi juga meningkatkan kasus pelecehan dan cyber bullying karena kebebasan penggunaan identitas samaran membuat seseorang merasa bebas dalam melakukan tindakan yang merugikan tanpa takut terhadap konsekuensi yang ada. 

Selain itu, meskipun anonimitas dirancang untuk melindungi identitas pengguna, anonimitas juga memberikan peluang penyalahgunaan identitas dan pencurian informasi pribadi. Seseorang mungkin mengumpulkan data pribadi dari pengguna anonim untuk tujuan yang tidak etis. Penting untuk diingat bahwa meskipun anonimitas menawarkan keuntungan tertentu bagi pengguna media sosial X atau media sosial lainnya, masing-masing individu harus mempertimbangkan implikasi sosial, etika, dan hukum dari tindakan mereka. Kesadaran diri akan risiko dan tanggung jawab berbagi informasi tetap menjadi kunci untuk mempertahankan pengalaman online yang positif dan etis.

Dalam menghadapi dinamika yang terjadi saat melakukan keterbukaan dalam media sosial X, kesadaran berpikir dan literasi digital menjadi kunci. Setiap individu pengguna akun, harus memahami akibat langsung yang akan terjadi dari setiap tindakan yang mereka lakukan di dalam akun yang mereka miliki. Dengan adanya kesadaran akan konsekuensi yang timbul dari kegiatan membuka diri, penilaian terhadap orang lain, dan risiko-risiko potensial yang kemungkinan akan timbul dapat membantu individu dalam mengoptimalkan manfaat dari keterbukaan diri yang dia lakukan dan membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam berbagi informasi privasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun