Desain struktur penopang meliputi pemilihan bahan struktur, dimensi dan bentuk, serta kekuatan struktur. Struktur penopang harus dirancang agar dapat menopang panel surya dengan aman dan tahan lama.
6) Instalasi dan pengujian
Instalasi dilakukan dengan memasang panel surya di atap bangunan, menghubungkannya dengan inverter dan sistem kabel, serta menghubungkan sistem kelistrikan dengan peralatan listrik di bangunan. Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa sistem PLTS berfungsi dengan normal dan dapat menghasilkan listrik sesuai dengan kebutuhan. Pengujian ini meliputi pengukuran kapasitas daya listrik yang dihasilkan oleh PLTS, pengujian efisiensi panel surya, dan pengujian stabilitas sistem kelistrikan.
7) Pemantauan dan pemeliharaan
Pemantauan dan pemeliharaan dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa sistem PLTS tetap berjalan dengan baik dan efisien. Pemeliharaan PLTS meliputi pembersihan panel surya, pengecekan sistem kelistrikan, dan penggantian komponen yang rusak atau sudah habis masa pakainya.
Nah, ketujuh langkah diatas merupakan tahapan dalam mendesain PLTS atap secara konvensional. Dalam perancangan PLTS perlu diperhatikan beberapa hal, seperti lokasi dan ukuran PLTS, pemilihan jenis panel surya, perancangan sistem kelistrikan yang terintegrasi, serta instalasi dan pengujian yang dilakukan secara benar dan teliti. Dengan melakukan desain yang tepat dan instalasi yang benar, PLTS atap dapat menjadi alternatif yang efisien dan ramah lingkungan dalam memenuhi kebutuhan listrik bangunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H