Mohon tunggu...
Yohana Desi Ardianto
Yohana Desi Ardianto Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Sipil Negara

Yohana merupakan anak ke 3 dari 4 Bersaudara, memulai pendidikan di SDN 1 Karangsari, SMPN 1 Sriagung, STM YPT Pringsewu dan lanjut ke S1 di Institut Keislaman Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang, dan sekarang lagi melanjutkan S2 di Institut Agama Islam Negeri Jurai Siwo Metro Lampung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Menjaga Keotentikan dan Kesakralan Al-Qur'an?

29 April 2023   12:42 Diperbarui: 29 April 2023   12:57 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transformasi Al-Qur’an merupakan keniscayaan, berkembangnya teknologi menjadikan transformasi Al-Qur’an kepada tahap yang baru, yakni tahap penyebarluasan. Mushaf Al-Qur’an dicetak sedemikian rupa yang kemudian diperjualbelikan sehingga setiap orang bisa memilikinya. Seiring berjalannya waktu, teknologi terus berkembang pesat, mushaf Al-Qur’an yang tadinya berupa hard file ditulis di mushaf-mushaf dan kertas-kertas, ditransformasikan ke dalam bentuk digital. Ada yang berbentuk perangkat lunak komputer, bahkan ada pula yang menjadi perangkat lunak ponsel pintar (Android).

Perubahan yang signifikan ini tentu memberi pengaruh yang sangat besar dalam menjaga sakralitas dari Al-Qur’an itu sendiri. Mushaf Al-Qur’an yang apabila menyentuhnya saja dalam etikanya memerlukan wudhu, setelah menjadi perangkat lunak pertanyaannya adalah apakah Al-Qur'an hilang kesakralannya. Telepon seluler yang memiliki aplikasi atau perangkat lunak mushaf Al-Qur’an dianggap sama saja seperti telepon seluler biasa. Ia bisa dibawa kemanapun, bahkan ke toilet sekalipun yang dalam etikanya mushaf Al-Qur’an tidak boleh dibawa ke toilet.

Bagaimana etika pengguna aplikasi Al-Qur'an dalam telepon seluler, karena kesakralan mushaf Al-Qur’an akan selalu terjaga ketika ia masih berupa mushaf tertulis, sebab Al-Qur’an yang berupa mushaf tertulis akan senantiasa diliputi oleh berbagai ritus dan etika yang menunjukkan adanya sikap penghormatan terhadap Al-Qur’an. Namun, setelah Al-Qur’an direproduksi menjadi sebuah aplikasi digital, hambatan-hambatan dan tradisi-tradisi yang biasa dilakukan hilang sehingga dikhawatirkan menghilangkan nilai sakral
Al-Qur’an itu sendiri.

Terlepas dari hal itu, aplikasi Al-Qur’an sangat memudahkan umat muslim untuk mengakses al-Qur’an, terlebih beragam fitur yang ditawarkan oleh aplikasi-aplikasi itu. Aplikasi tersebut bahkan dilengkapi dengan fitur terjemah, murottal, dan tafsir. Para pengkaji Al-Qur’an mesti bergembira dengan banyaknya kemudahan untuk mengakses sumber pokok penelitian mereka. 

Tafsir yang sangat mahal karena berjilid-jilid sekarang bisa dinikmati secara gratis lewat satu aplikasi saja. Mempelajari qiraat dan memahami Al-Qur’an bisa langsung membacanya lewat terjemahan dan tafsir yang ada di dalam aplikasi tersebut, tentu ini sebuah dilema bagi Umat Islam, dan bagaimana kita bijak dalam menyikapi permasalahan tersebut.

Pertama,  dengan adanya kemajuan tekhnologi atau disebut new media, kini pembelajaran dalam segala bidang khususnya alQur’an mendapatkan kemudahan. Masyarakat perkotaan yang sibuk dengan hiruk pikuk perkotaan dan disibukkan dengan dunia pekerjaan, dapat dengan mudah mengakses pembelajaran Al-Qur’an baik itu Al-Qur’an digital, Al-Qur’an cetak dengan berbagai kegunaan dan keunggulannya, maupun pembelajaran Al-Qur’an secara online, karena hal tersebut dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun tentunya menurut hemat penulis tetap harus dilakukan di depan seorang Guru atau Ustadz, sehingga kemurnian dan keotentikan kandungan Al-Qur'an akan tetap mutawatir sampai Rasulullah SAW.

Kedua, terkait dengan Kesakralan Al-Qur'an, permasalahan terjadi ketika adanya ketidaksesuaian antara teks asli dan teks digital. Maka dari itu, perlu adanya verifikasi terhadap teks dengan mencantumkan sumber rujukan oleh tim khusus untuk memverifikasi orisinalitas teks, baik itu Al-Qur’an atau tafsir yang ada dalam aplikasi itu.serta adanya sistem keamanan yang mumpuni agar tidak mudah dimasuki oleh virus yang mungkin bisa menyebabkan perubahan yang tidak disadari dalam aplikasi itu.

Ini menjadi logis sebab untuk membuat sebuah aplikasi perlu tahapan-tahapan yang panjang, dari mulai input data yang kemungkinan terdapat typo, proses coding, dan outputnya menjadi sebuah aplikasi yang bisa dipakai. menurut hemat Penulis, disamping beberapa hal yang telah disebutkan tersebut, tentunyadalam hal kita menjaga kesakralan Al-qur'an baik itu teks tertulis atau teks dalam aplikasi, hendaknya setiap Muslim harus berwudhu terlebih dahulu ketika akan membaca dan mengkaji Al-Qur'an baik itu Al-Qur'an versi Teks asli maupun aplikasi, selanjutnya setiap Muslim juga harus menjaga kesucian Al-Qur'an dengan tidak membawanya ke tempat-tempat yang tidak sepatutnya, contoh : Toilet dan sebagainya. Wallahu A'lam Bisshowabb...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun