Mohon tunggu...
Yohana Butu
Yohana Butu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Mahasiswa Universitas Jember Program Studi Televisi dan Film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Waerebo: Desa Adat yang Menjadi Model Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya

15 November 2024   01:37 Diperbarui: 15 November 2024   01:39 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yohana Butu

Program Studi Televisi dan Film

Di tengah bentang alam Flores yang memukau, Waerebo hadir sebagai sebuah desa adat yang menyimpan lebih dari sekadar pesona alamnya. Terletak di pegunungan Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Waerebo terkenal dengan rumah adat dengan ciri khasnya, Mbaru Niang, yang berbentuk kerucut dan terbuat dari bahan alami seperti bambu dan daun lontar. Namun, di balik keindahan alam dan budaya tradisional tersebut, Waerebo memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai pusat ekonomi kreatif berbasis tempat (place-based creative economy). Desa ini menawarkan bagaimana kearifan lokal dan identitas budaya dapat diintegrasikan dengan inovasi untuk menciptakan peluang ekonomi.

Kearifan lokal masyarakat Waerebo tercermin dalam setiap aspek kehidupan mereka, terutama dalam arsitektur rumah adat Mbaru Niang yang tidak hanya memiliki nilai estetika tetapi juga simbol dari hubungan harmonis antara manusia dan alam. Rumah ini merupakan pusat kehidupan sosial dan spiritual, dengan setiap elemen desainnya mengandung makna yang cukup mendalam. Selain itu, kerajinan tenun ikat Waerebo menjadi salah satu produk budaya yang sangat dihargai, tidak hanya sebagai pakaian adat, tetapi juga simbol dari identitas dan nilai-nilai lokal yang diwariskan turun-temurun.

Tenun ikat Waerebo memiliki motif khas yang telah dikenal di seluruh Indonesia, bahkan dunia, berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi produk fesyen modern. Melalui kolaborasi dengan desainer lokal dan internasional, kain tenun Waerebo bisa diubah menjadi berbagai produk fesyen seperti tas, aksesoris, atau bahkan koleksi busana. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan pelestarian budaya, produk-produk ini juga dapat memasuki pasar global sebagai pilihan fesyen yang ramah lingkungan, menggabungkan elemen tradisional dengan tren kontemporer.

ThePrase.id
ThePrase.id

Selain kerajinan, seni dan budaya lokal seperti tari, musik, dan upacara adat juga merupakan aspek penting yang dapat dikembangkan dalam ekonomi kreatif berbasis budaya. Festival budaya yang melibatkan masyarakat Waerebo dapat memperkenalkan kearifan lokal dan mendorong pertumbuhan sektor pariwisata. Wisatawan yang tertarik dengan pengalaman budaya otentik dapat merasakan hidup dalam rumah adat Mbaru Niang, berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat, serta berpartisipasi dalam proses pembuatan tenun ikat. Konsep wisata berbasis budaya ini semakin diminati, terutama oleh wisatawan yang mencari pengalaman berbeda yang lebih mendalam dan bermakna.

Menjadi Pusat Ekonomi Kreatif Berbasis Tempat

Konsep ekonomi kreatif berbasis tempat mengacu pada pemanfaatan kekayaan budaya dan identitas suatu wilayah untuk menciptakan nilai ekonomi. Di Waerebo, “place” atau tempat ini tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga merupakan sumber inspirasi yang kaya untuk pengembangan berbagai produk kreatif. Selain kerajinan tangan dan seni budaya, kuliner khas Waerebo seperti jagung bose, ikan bakar, dan umbi-umbian lokal memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk kuliner yang dapat dipasarkan di luar daerah.

Produk-produk berbasis budaya ini bisa diposisikan sebagai barang premium yang mengusung nilai keberlanjutan dan keunikan. Pengembangan kuliner lokal menjadi produk oleh-oleh khas juga berpotensi memperkenalkan Waerebo ke pasar yang lebih luas, baik domestik maupun internasional. Dengan kualitas bahan yang alami dan teknik pembuatan yang ramah lingkungan, produk-produk dari Waerebo bisa menjadi pilihan utama bagi konsumen yang peduli terhadap pelestarian alam dan budaya.

Namun, untuk mengoptimalkan potensi ekonomi kreatif di Waerebo, terdapat tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan infrastruktur dan aksesibilitas. Meskipun Waerebo memiliki keindahan yang luar biasa, jalan menuju desa ini masih sangat terbatas, yang membuat perjalanan menjadi sulit dan mempengaruhi pengembangan sektor pariwisata dan distribusi produk. Oleh karena itu, pengembangan infrastruktur seperti akses jalan yang lebih baik dan fasilitas pendukung akan sangat membantu dalam meningkatkan daya tarik wisata dan memudahkan distribusi produk kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun