Mohon tunggu...
Yohana M.A.Bana
Yohana M.A.Bana Mohon Tunggu... Guru - Pengawas Kemenag Kota Kupang

Menulislah Sekarang,Sebarkan Inspirasimu ke Mata Dunia. ( Selamat datang di Blog ini,temukan artikel,cerita dan refleksi yang dirancang untuk memotivasi anda menulis dan berbagi ide-ide berlian dalam dunia. Bergabunglah dengan kami dalam perjalanan ini untuk menginspirasi dan menggerakkan perubahan melalui kata-kata).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pendidikan dari Sang Petani

10 Februari 2024   04:20 Diperbarui: 10 Februari 2024   20:53 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ayah selalu bersama dengan seorang anak dari antara kesembilan orang anak ini. Ayah gembira sekali jika sudah menerima uang dari @ Mis Mollo. Ayah menyimpan uang dalam saku celana. Ayah menyerahkan uang itu semuanya kepada ibu setelah sampai di rumah.

Ayah memiliki berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sementara menunggu hasil panen di kebun ayah juga selalu berjalan dari kampung ke kampung untuk berdagang. Ayah selaku pedagang kaki 5 yang selalu menjual selimut dan sarung. Kain-kain motif hasil tenunan sang ibu.  Ayah melakukannya dengan setia dan rajin. Ayah mulai hidup bergaul dengan masyarakat di pedesaan lain. Setelah semua kain-kain itu selesai dijual ayah kembali ke rumah dan membawa hasil jualan berupa hewan, uang dan jagung atau padi. Pekerjaan itu sudah rutin dilakukan sehingga ternak di rumah ayah bertambah banyak. Semuanya itu sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan rumah tangga dan menyekolahkan anak-anaknya.

Ayah juga gembira memliki anak-anak yang setia melakukan pekerjaan mereka tanpa diperintahkan. Semuanya hidup berdampingan dan saling mengasihi, menghormati satu sama lainnya. Ayah melihat ada perubahan besar yang terjadi dalam kehidupan keluarganya. Hasil panen yang cukup memuaskan, ternak yang berkembang biak setiap tahunnya. Dan Studi anak-anak berhasil semuanya. Semuanya itu terjadi berkat pertolongan Tuhan yang telah merubah anak-anak selalu bersatu. Anak-anak selalu bekerja keras untuk menghasilkan sesuatu dari tangan mereka sendiri.

Ayah selalu menguji tangan anak-anak sendiri. Ayah mencoba membuat satu atau dua petak dan tanam sendiri pada saat panen semuanya akan melihat apakah hasilnya memuaskan atau tidak. Semuanya bergiliran sampai anak terakhir. Akhirnya semua sukses.

Ayah dan ibu gembira memiliki anak-anak yang selalu diberkati oleh Tuhan. Anak-anak yang hidup dalam kasih. Anak-anak yang selalu hidup rukun cinta satu dengan yang lain. Indahnya hidup rukun.

   “Sungguh, alangkah baik dan indahnya,apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut yang meleleh ke janggut Harun  dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunumng-gunung sion. Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat kehidupan untuk selama-lamanya”.

 ( Mazmur 133 : 1-3 )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun