Film ini adalah film ketiga dari seri film Habibie & Ainun yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo, film ini bercerita tentang masa lalu Ibu Ainun ketika ia masih kuliah di Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran serta menceritakan awal mula pertemuan Ibu Ainun dengan Pak Habibie dan menggambarkan lika-liku kisah percintaan mereka. Film ini diperankan oleh aktor dan aktris terkenal yaitu Pak Habibie yang masih diperankan oleh Reza Rahardian, Ibu Ainun diperankan oleh Maudy Ayunda dan tokoh lainnya diperankan oleh Jefri Nichol, Arya Saloka, Angga Aldi Yunanda dan masih banyak lagi.
Film ini mengambil latar belakang waktu tahun 1960-an. Diawal adegan diperlihatkan Pak Habibie yang sedang bercerita tentang Ibu Ainun kepada anak dan cucu-cucuya, Pak Habibie menceritakan kisah Ibu Ainun bersamanya ketika masa SMA, saat SMA Ibu Ainun dikenal sebagai sosok cerdas yang menjadi pujaan disekolahnya. Ketika ia hendak lulus Ibu Ainun berkeinginan untuk meneruskan kuliahnya di jurusan Kedokteran. Hal itu dianggap berat khususnya untuk kaum perempuan saat itu karena sebagian besar masyarakat Indonesia yang masih merendahkan harkat martabat wanita. Namun Ibu Ainun bertekad untuk tetap memasuki jurusan Kedokteran. Berbeda dengan Pak Habibie yang memilih kuliah ke Jerman. Ketika hari pengumuman pun tiba, Ibu Ainun dinyatakan lulus dan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Saat proses Masa Orientasi Mahasiswa (MOS) memperlihatkan bahwa Ibu Ainun sosok yang suka melawan pada ketidakbenaran, Ibu Ainun kerap diremehkan menjadi Dokter oleh kakak tingkatnya, meski begitu Ibu Ainun memiliki keyakinan bahwa wanita tak hanya melulu mengurusi dapur. Ketika masa kuliahnya Ibu Ainun merupakan perempuan pintar oleh sebab itu ia menjadi terkenal dan digandrungi para lelaki hingga pada suatu saat sosok Ahmad yang diperankan oleh Jefri Nichole hadir mengisi kehidupan Ibu Ainun, Ahmad setia menemani dan melindungi Ibu Ainun, keduanya memutuskan untuk menjalin hubungan. Namun setelah Ahmad mantap melamar Ibu Ainun, Ibu Ainun merasa tak sejalan dan memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungannya dengan Ahmad. Dalam masa kuliah Ibu Ainun kembali bertemu dengan Pak Habibie
Perjuangan Ibu Ainun untuk menjadi Dokter saat itu sangat sulit, karena banyak tentangan dan sering diremehkan oleh kakak tingkatnya, namun karena kegigihan dan semangat belajarnya Ibu Ainun membuktikan dengan menjadi lulusan terbaik di fakultasnya dan terlihat semua orang bangga kepada Ibu Ainun karena Ibu Ainun berhasil membuktikan bahwa seorang wanita bisa sukses dan tidak hanya bekerja di dapur melulu. Diakhir film di tampilkan foto kenang-kenangan Ibu Ainun dan ditayangkan video ketika Ibu Ainun diantarkan ketempat peristirahatan terakhirnya.
Kelebihan film Habibie & Ainun 3 ini adalah dapat membawa penonton merasa untuk lebih mencintai tanah air dan menginspirasi banyak orang bahwa tidak ada yang tidak mungkin dan dengan kerja keras kita dapat meraih kesuksesan. Selain itu ketika ditampilkan adegan saat Ibu Ainun membantu terhadap rakyat kecil mengunggah perasaan penonton dengan arti nilai sosial. Melalui film ini dapat menjadi kenang-kenangan kisah cinta antara Pak Habibie dan Ibu Ainun. Selain itu kelebihan film ini cerita yang disampaikan oleh pemeran tersampaikan sangat baik, terlebih perwatakan dan akting Reza Rahardian yang mirip sekali dengan Pak Habibie. Sejujurnya Film ini sedih karena cerita yang disampaikan terasa sangat nyata dan didukung oleh soundtrack yang dinyanyikan langsung oleh maudy ayunda yang membuat penonton terasa kebawa susana sedih. Namun kekurangan dari film ini ialah pemeran Habibie saat masih SMA kurang cocok. Karena Reza Rahardian yang berperan sebagai Pak Habibie masa muda tersebut kelihatan mencolok ditengah teman-temannya yang tampak berusia belasan tahun yang terlihat lebih muda.
~Yogi Zahary Ramadhan ~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H