Mohon tunggu...
Yogix EdiSaputro
Yogix EdiSaputro Mohon Tunggu... Guru - Ingin sukses

Teruslah berjuangan sampai titik penghabisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir

8 Oktober 2019   16:06 Diperbarui: 8 Oktober 2019   16:27 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saya memiliki cerita seru yang tidak kalah dengan cerita fiktif yang lain.

Perkenalkan dulu nama nya si pocel(samaran),asal gua tua(samaran).sekian

Dalam suatu saat si pocel ini ingin sekali untuk bisa meneruskan pendidikan ke tingkat lebih tinggi lagi,diapun berusaha dengan sebaik mungkin,daftar kesana kesini.

"Awal dari kesuksesan ialah pernah merasakan pahitnya kegagalan"

diapun merasakan patah hati layaknya di tolak cinta oleh sang pujaan hati

Si pocel pun terus menerus berusaha/berjuang untuk tujuannya itu,diapun sudah di kasih restu sama orang tuanya,hanya saja dia kurang beruntung dalam memilih PTN yang pertama.

takdir itu tidak akan bisa di hindari kecuali dengan berusaha dan berdoa,hanya berusaha dan berdoa yang pocel bisa.ia setiap malam meminta kepada tuhannya untuk bisa masuk PTN yang ia inginkan

Akhirnya dari perjuangan si pocel membuahkan hasil juga,si pocel pun gembira meskipun tidak pada PTN yang ia idam-idamkan pada massa SMA-nya.diapun memberitahukan kepada orang tuanya apa yang ia dapatkan dalam perjuangannya.

lambat laun iapun mulai memasuki perkuliahannya,ia merasa tertekan akibat PTN yang tak sesuai dengan keinginannya, hari demi hari ia lewati dengan penuh membawa beban yang sangat berat,si pocel banyak mengeluh kepada temannya dan kakak tingkat yang mendampinginya pada masa orientasi.

diapun banyak masukan dari orang-orang luar yang berbeda-beda,si pocel pun merenung di balkon gedung di mana ia kuliah,lalu di hampiri oleh seorang dan membawa sebat dan mengajak pocel ke kantin.

Di kantin si pocel di tanyai sama seorang tersebut (padahal pocel belum mengenalinya)"kenapa kamu wahai sahabatku ?".pocel menjawab "tidak apa-apa mas,saya hanya rindu keadaan rumah hehehe"sambil senyum-senyum tidak ikhlas.di jawab lagi sama seorang tersebut"ia Sahabat dulu saya juga seperti kamu,aku paham gerak gerikmu karena aku dulu ya seperti kamu.kamu nggak ikhlaskan menjalani apa yang ada di perkuliahan ini,masalah kuliah ini bukan pilihan utama kamu".si pocel pun tertegun.di saut lagi pembicaraan oleh seorang tadi"tuhan memiliki cerita yang lebih bagus daripada cerita yang kamu inginkan".mematikan sebatnya lalu meninggalkan si pocel dan mengenalkan dirinya sebelum ia pergi"saya haris dari fakultas keguruan".poceloun belum sempet mengenalkan dirinya seorang itu langsung hangus dari hadapan si poc.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun