Mohon tunggu...
Yogi Stiawan
Yogi Stiawan Mohon Tunggu... Nahkoda - Menjadi pengusaha sukses

Haii

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Di kritik anak muda, tentang kondisi provinsi lampung oleh bima yudho menggema di tiktok

30 April 2024   19:20 Diperbarui: 30 April 2024   19:24 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial kembali menjadi panggung bagi perdebatan publik, Bima Yudho Saputro, seorang pemuda berbakat asal Lampung mengunggah serangkaian video kontroversial di akun TikToknya yang dikenal sebagai @awbimaxreborn. Dalam video tersebut, Bima dengan tegas mengkritik kinerja Pemerintah Provinsi Lampung, menyatakan bahwa Lampung tidak mengalami kemajuan yang signifikan dan terus-menerus terbelakang dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Kritik pedas yang disuarakan oleh Bima segera menarik perhatian ribuan pengguna media sosial, memicu gelombang diskusi yang hangat tentang kondisi pembangunan di Lampung. Dalam video tersebut, Bima tidak hanya sekadar menyebut Lampung sebagai provinsi yang stagnan, tetapi juga merinci poin-poin yang menurutnya menjadi akar masalah dari ketidakmajuan tersebut.

Bima memaparkan dengan tajam beragam isu yang dianggapnya menjadi hambatan dalam pembangunan Lampung. Mulai dari infrastruktur yang masih terbatas dan kurang mendukung, hingga masalah dalam pengelolaan sumber daya alam yang belum optimal. Ia juga menyoroti kurangnya inovasi dan investasi dalam sektor-sektor kunci seperti pendidikan, kesehatan, dan pariwisata yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Lampung.

Tidak hanya itu, Bima juga mempertanyakan transparansi dan akuntabilitas Pemerintah Provinsi Lampung dalam mengelola anggaran publik serta menjalankan program-program pembangunan. Kritiknya terhadap ketidakberesan administratif dan birokratisasi yang menghambat proses pengambilan keputusan juga menjadi sorotan dalam video-videonya yang viral tersebut.

Meskipun kritik yang disampaikan oleh Bima menuai kontroversi di kalangan beberapa pihak, namun tidak dapat dipungkiri bahwa tanggapannya tersebut telah membuka ruang diskusi yang penting tentang arah pembangunan Lampung. Video Bima di TikTok segera menjadi viral dan mendapat berbagai respons dari warganet, baik yang setuju maupun yang membantah. Kritik yang dilontarkan oleh Bima Yudho Saputro terhadap Pemerintah Provinsi Lampung tidak hanya menimbulkan gelombang diskusi di ranah media sosial, tetapi juga berujung pada laporan polisi yang diajukan oleh seseorang bernama Gindha Ansori ke Polda Lampung. Laporan tersebut didasarkan pada dugaan bahwa Bima telah menyampaikan ujaran kebencian yang mengandung unsur SARA.

Meskipun demikian, kritik yang disampaikan oleh Bima juga mendapat dukungan dari beberapa pihak. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandarlampung, misalnya, menyatakan kesiapannya untuk memberikan bantuan hukum kepada Bima. Dukungan ini menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya kebebasan berekspresi dan hak untuk menyuarakan pendapat secara kritis.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lampung, juga menegaskan bahwa kritik terhadap pengambil kebijakan adalah bagian penting dari evaluasi kinerja pemerintah. Ia juga mengimbau agar pemerintah dan aparat menjamin keselamatan Bima dan keluarganya, mengingat potensi risiko yang mungkin dihadapi oleh individu yang menyuarakan pendapat kritis.

Tidak hanya dari kalangan aktivis dan organisasi masyarakat sipil, tetapi juga dari tingkat pemerintahan pusat, kritik Bima mendapat sorotan. Mahfud MD, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), menegaskan bahwa Bima memiliki hak konstitusional untuk mengkritik Pemerintah Daerah Lampung. Beliau juga mengimbau agar Bima tidak pernah merasa takut untuk memberikan kritik yang konstruktif demi kemajuan daerahnya.

Dengan adanya respons dan dukungan dari berbagai pihak, kritik yang disuarakan oleh Bima bukan hanya sekadar pernyataan individual, tetapi juga mencerminkan semangat untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah dan menegakkan prinsip-prinsip demokrasi serta kebebasan berpendapat. Semoga perdebatan yang muncul dari kritik Bima dapat menghasilkan solusi yang konstruktif untuk pembangunan Lampung ke depannya.

Dengan demikian, kritik yang disampaikan oleh Bima Yudho Saputro tidak hanya menjadi panggilan untuk refleksi dan perbaikan dalam tata kelola pemerintahan di Lampung, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya menjaga ruang bagi warga negara untuk menyuarakan pendapat secara bebas demi kemajuan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun