Mohon tunggu...
Yogi Sinurat
Yogi Sinurat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berbagi inspirasi, pengetahuan, cerita, dan refleksi

Tulisan adalah jejak sekaligus nasihat yang kekal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kendi Nusantara sebagai Simbolisasi Kesatuan NKRI

22 Maret 2022   20:01 Diperbarui: 29 Maret 2022   20:38 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia memiliki kekayaan etnik, tradisi, dan kearifan lokal. Salah satunya adalah Ritual adat kendi Nusantara. Komponen dan tujuan ritual adat kendi nusantara memiliki fungsi filosofis dan maknanya simbolis. Hal itu dapat terlihat dari kendi, tanah, dan air yang digunakan berdasarkan visualisasi yang dihayati secara dramatis oleh kebanyakan orang indonesia. Adanya makna simbolis dari ritual ini dapat dilihat dengan bahasa konotatif, imajinatif, dipengaruhi ruang dan waktu, dan bersivat universal. Tokoh-tokoh penafsir ritual ini menjelaskan pemahaman mereka dengan menggunakan metode analogi dan metofora. Penulis ingin menjelaskan ritual adat kendi nusantara dari tinjauan simbolis dengan terutama bersumber dari buku "The Power of Symbols" oleh F.W. Dillinstone.

Kata-kata kunci: simbol, kendi, tanah, air, dan analogi.

Pengantar

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman suku, budaya dan bahasa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku di wilayah Indonesia memiliki ciri khasnya sendiri yang membedakan satu suku dengan suku lainnya. Keberagaman ini, diusahakan bersatu oleh para tokoh nasional dengan membuat Ritual Adat Kendi Nusantara.

Ritual Adat Kendi Nusantara memiliki makna simbolik yang kuat. Makna konotatif, universal, dipengaruhi ruang dan waktu, dan adanya interaksi antara subjek dan objek tertuang melalui penyampaian para ahli kepada seluruh masyarakat. Secara ringkas tujuan utamanya adalah harapan perkembangan negara indonesia dalam kebhinekaan dengan diadakannya ibu kota nusantara (IKN).[1] 

 Ada pun makna simbolik yang disampaikan para ahli menggunakan metode analogi. Mereka menghubungkan antara struktur alam dan kearifan lokal. Bahasa metafora yang digunakan juga semakin menggugah masyarakat. Hal itu terlihat dari komponen yang digunakan dalam ritual seperti kendi, air, dan tanah. Semua komponen ini mengisyaratkan bahwa visualisasi masyarakat terhadap segala hal yang terkait dengan ritual ini dirasa dramatis.

 Ritual Adat Kendi Nusantara

 Ritual Adat Kendi Nusantara merupakan prosesi penyatuan tanah dan air yang dibawa oleh para gubernur dari daerahnya sesuai dengan kearifan lokal masing-masing. Tanah dan air disatukan ke dalam kendi dari tembaga (bejana nusantara).[2] Ritual ini tentu tidaklah semata bermakna klenik (gaib) melainkan ritual pelestarian tradisi atau budaya bermakna simbolik yang kuat. Maka, Ritual Adat Kendi Nusantara mengisyaratkan makna yang universal.[3]

 Makna simbolik dari ritual ini diungkapkan oleh beberapa tokoh dengan penafsiran yang berbeda. Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa penyatuan air dan tanah tersebut diharapkan agar proyek pembangunan ibu kota baru tersebut bisa berjalan lancar dan ritual itu memesankan bahwa kita adalah Nusantara yang dari ujung Aceh sampai Papua memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda yang dituangkan di dalam simbolis tanah dan air dan menjadi satu tanah air. Selain itu ada juga Wasino yang berpendapat bahwa tanah dan air merupakan perwujudan dari ibu pertiwi serta mengandung makna nasionalisme sebagai rasa cinta terhadap bangsa sehingga IKN bukan milik orang Kalimantan, bukan milik orang Jawa saja tapi milik seluruh bangsa Indonesia". Semua pandangan para tokoh ini mengerucut kepada penyampaian Bapak Jokowi: "Ini merupakan bentuk kebinekaan kita, dan persatuan yang kuat di antara kita dalam rangka membangun ibu kota Nusantara ini".[4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun