Mohon tunggu...
YOGI RAMADHANI
YOGI RAMADHANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik, Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa baru program studi Ilmu Politik, Universitas Airlangga. Memiliki minat dalam dunia sosial dan politik, organisasi, dan kepemimpinan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Skeptisisme Terhadap Kebijakan Ekspor Pasir Laut di Indonesia: Antara Keuntungan Ekonomi dan Ancaman Lingkungan

20 Desember 2024   00:05 Diperbarui: 20 Desember 2024   00:05 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan ekspor pasir laut memang menjanjikan manfaat ekonomi, terutama dari sisi penerimaan devisa negara. Namun, manfaat tersebut tidak sebanding dengan risiko lingkungan, kerusakan ekosistem, dan potensi konflik diplomatik. Pengalaman masa lalu telah menunjukkan bahwa kebijakan ekspor pasir sering kali berujung pada eksploitasi berlebihan dan pengawasan yang lemah.

Banyak pihak yang skeptis terhadap kebijakan ini, mengingat sulitnya pengelolaan dan pengawasan aktivitas ekspor di wilayah laut Indonesia yang luas. Lebih dari itu, kebijakan ini berisiko memperparah kerusakan lingkungan dan merugikan masyarakat pesisir, khususnya nelayan. Sebelum kebijakan ini diterapkan, pemerintah seharusnya mempertimbangkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan berorientasi pada keberlanjutan ekosistem laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun