Mohon tunggu...
Sofie Marhamah
Sofie Marhamah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Resistensi terhadap Ahok Bukan Karena Isu SARA

14 April 2017   13:21 Diperbarui: 14 April 2017   22:00 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahok seringkali mendapatkan penolakan dari masyarakat Jakarta. Pemandangan yang sebenarnya tidak lumrah terjadi, terutama jika pemimimpin berhasil mewujudkan perbaikan dalam kehidupan warga. Tapi, inilah kenyataan yang dialami oleh Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta. Banyak yang menilai penolakan warga terhadap Ahok ini bermuatan SARA, yakni terkait latar belakang sosial dan keagamaan Ahok. Ahok memang beragama Kristen dan berlatar etnis Tionghua atau Cina. 

Tapi, saya tidak yakin bahwa penolakan warga DKI Jakarta terhadap Ahok semata-mata bermuatan SARA. Sebab, warga Jakarta pada dasarnya tidak memiliki masalah dengan persoalan perbedaan agama, etnis, dan kelompok. Alasannya adalah jika warga Jakarta tidak bisa menerima heterogenitas, maka Jakarta tidak mungkin menjadi ibu kota negara, di mana semua etnis, semua agama, semua kelompok sosial bertemu dan menjalankan hidup. 

Faktor kenapa warga Jakarta menunjukkan penolakan terhadap Ahok bukan karena persoalan SARA, tapi semata-mata berasal dari Ahok sendiri sebagai pemimpin Jakarta. Sebagai pemimpin, Ahok mengabaikan pola komunikasi yang baik, dialog yang terus-menerus, tidak mewujudkan kebijakan yang penuh keadilan, dan karena itu gagal mewujudkan relasi yang harmonis antara pemimpin dan masyarakat. 

Menurut saya, alasan kenapa warga Jakarta menunjukkan penolakan kepada Ahok karena Ahok lupa mengatur dan menjaga kata-katanya. Ahok seringkali menggunakan kata-kata kasar di depan umum, tidak bersabar ketika berdialog dengan masyarakat, dan seringkali membentak masyarakat dan bawahannya. Tentu sikap-sikap Ahok ini akan memunculkan akumulasi kesedihan dan akhirnya kebencian kepada Ahok. Terlebih, kata-kata kasar itu keluar dari pemimpin yang seharusnya menjadi suri tauladan bagi rakyat. 

Alasan yang kedua tentu saja karena kebijakan. Terutama kebijakan-kebijakan Ahok yang tidak populer, terutama persoalan penggusuran. LBH Jakarta baru saja mengeluarkan hasil penilaian mereka mengenai aktivitas penggusuran yang dilakukan oleh pemprov DKI Jakarta di bawah rezim Ahok. Menurut LBH, penggusuran oleh Ahok telah melanggar hak asasi manusia. alasannya adalah karena pemprov DKI Jakarta mengabaikan cara-cara yang lebih manusiawi dan dialogis ketika melakukan penggusuran. Di samping itu, jumlah korbannya pun mencengangkan, yakni 25. 533 orang. Dan karena asalan inilah, LBH Jakarta menyebutkan Ahok memecahkan rekor dengan jumlah korban penggusuran terbanyak hanya dalam dua tahun masa jabatannya. 

Inilah dua factor dasar yang menurut saya menjadi pemicu kebencian warga Jakarta terhadap Ahok. Karena itu, sangat keliru yang menganggap bahwa alasan kenapa Ahok didemo, dicekal, dan ditolak diberbagai daerah di Jakarta hanya karena alasan-alasan berbau SARA. Alasannya karena Ahok sendiri dengan sikap dan kebijakannya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun