Di era modern ini, peran guru mengalami perubahan yang signifikan, bukan hanya sebagai sumber pengetahuan, tetapi juga sebagai pendamping yang mendukung perkembangan karakter murid. Salah satu perubahan terbesar adalah pandangan bahwa guru tidak lagi boleh memarahi murid. Mengapa demikian? Apa yang membuat pendekatan ini relevan di zaman sekarang? Artikel ini akan membahas alasan-alasan tersebut serta cara baru yang lebih efektif dalam mendidik siswa.
1. Mengapa Memarahi Bukan Lagi Solusi?
Di masa lalu, pendekatan yang keras sering dianggap efektif untuk mendisiplinkan siswa. Namun, seiring berkembangnya ilmu psikologi dan pendidikan, kita memahami bahwa memarahi anak justru bisa berdampak buruk pada perkembangan emosional mereka. Anak-anak yang sering dimarahi bisa kehilangan rasa percaya diri, merasa cemas, atau bahkan mengalami trauma yang memengaruhi kinerja akademik mereka.
Di zaman modern ini, pendekatan yang lebih empatik dan penuh pengertian dianggap lebih relevan. Guru yang mampu berempati dan berusaha memahami alasan di balik perilaku murid cenderung lebih berhasil dalam membantu murid mengatasi masalah mereka. Ini adalah pendekatan yang tidak hanya meningkatkan prestasi akademik tetapi juga membentuk karakter positif pada siswa.
2. Pentingnya Pendidikan Emosional di Sekolah
Anak-anak saat ini menghadapi berbagai tantangan yang mungkin tidak dialami oleh generasi sebelumnya. Teknologi yang cepat berkembang, tekanan media sosial, dan persaingan akademik yang tinggi sering kali membuat mereka rentan terhadap stres. Karena itu, penting bagi guru untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional siswa.
Memarahi siswa hanya akan memperburuk situasi. Sebaliknya, guru yang mampu mengendalikan emosi dan memberi contoh bagaimana menangani konflik dengan cara yang sehat akan memberikan pelajaran berharga bagi siswa. Dengan begitu, siswa belajar untuk mengatasi emosi mereka sendiri dan menjadi individu yang lebih tahan terhadap stres.
3. Membangun Hubungan Positif antara Guru dan Siswa
Hubungan yang positif antara guru dan siswa adalah salah satu faktor utama dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Murid yang merasa dihargai dan didengar cenderung lebih terbuka untuk belajar dan berkembang. Ketika seorang guru memarahi murid, itu dapat menciptakan jarak emosional antara guru dan siswa, sehingga murid merasa tidak nyaman atau bahkan takut untuk berinteraksi.
Sebaliknya, guru yang mendekati murid dengan pendekatan yang lebih lembut dan pengertian akan lebih mudah membangun hubungan positif. Hal ini tidak hanya meningkatkan minat siswa dalam belajar tetapi juga mendorong siswa untuk berperilaku lebih baik karena mereka merasa dihargai.