Mohon tunggu...
Yogi Pratama
Yogi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas sebelas Maret

Writers,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka Vs 2013, Mana yang Lebih Sesuai dengan Anak Indonesia?

23 Oktober 2024   18:19 Diperbarui: 23 Oktober 2024   18:29 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum pendidikan di Indonesia terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan zaman dan meningkatkan kualitas pendidikan. Dua kurikulum yang saat ini paling banyak dibahas adalah Kurikulum 2013 (K13) dan Kurikulum Merdeka. Kedua kurikulum ini memiliki pendekatan dan tujuan yang berbeda dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia modern. Berikut ini penjelasan tentang apa itu Kurikulum Merdeka dan bagaimana perbedaannya dengan Kurikulum 2013, serta alasan mengapa penting untuk mengenalinya.

Apa Itu Kurikulum 2013?

Kurikulum 2013 (K13) mulai diterapkan secara bertahap di Indonesia sejak tahun 2013. Kurikulum ini merupakan pembaruan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sebelumnya digunakan. Tujuan utama K13 adalah untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam berbagai bidang, tidak hanya akademis tetapi juga sikap dan keterampilan.

Ciri-Ciri Kurikulum 2013:

1. Pendekatan Tematik-Integratif: Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan tematik terutama pada jenjang pendidikan dasar. Mata pelajaran dikemas dalam tema-tema tertentu untuk meningkatkan pemahaman konsep secara holistik.

2. Penilaian Autentik: K13 menekankan penilaian autentik yang mencakup tiga aspek, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal ini memungkinkan penilaian yang lebih komprehensif terhadap perkembangan siswa.

3. Peningkatan Peran Guru: Guru dalam K13 memiliki peran penting sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Mereka diharapkan untuk memberikan bimbingan dan memfasilitasi eksplorasi siswa terhadap materi.

4. Materi yang Padat: Salah satu kritik terhadap K13 adalah banyaknya materi yang harus diselesaikan dalam waktu terbatas. Hal ini membuat proses pembelajaran terasa lebih padat dan terkadang terburu-buru.

Apa Itu Kurikulum Merdeka?

Kurikulum Merdeka merupakan inovasi yang lebih baru, dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas lebih besar dalam proses pembelajaran. Kurikulum ini diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia untuk membantu sekolah dan guru menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.

Ciri-Ciri Kurikulum Merdeka:

1. Pembelajaran yang Lebih Fleksibel: Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada sekolah untuk merancang kurikulum sesuai dengan potensi siswa dan kondisi sekolah. Fokusnya adalah pada pengembangan minat dan bakat siswa.

2. Profil Pelajar Pancasila: Kurikulum ini menekankan pembentukan karakter siswa melalui enam dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5): Salah satu elemen penting dari Kurikulum Merdeka adalah adanya kegiatan projek yang bertujuan untuk memperkuat karakter dan keterampilan siswa melalui aktivitas nyata.

4. Penyesuaian Materi yang Lebih Ramping: Berbeda dengan K13, Kurikulum Merdeka dirancang dengan materi yang lebih ramping sehingga guru dapat lebih fokus pada pengembangan kompetensi dasar siswa.

Perbedaan Utama Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

1. Fleksibilitas dalam Pembelajaran: Kurikulum 2013 cenderung lebih terstruktur dan formal, sementara Kurikulum Merdeka menawarkan lebih banyak fleksibilitas bagi sekolah dalam menyusun dan mengatur pembelajaran. Ini memungkinkan pendekatan yang lebih personal terhadap kebutuhan siswa.

2. Pendekatan Proyek: Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada pembelajaran berbasis proyek melalui P5. Siswa didorong untuk belajar melalui pengalaman langsung, sementara Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran berbasis tema.

3. Penilaian dan Evaluasi: Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap, sedangkan Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada proses dan kemajuan individu siswa dalam pembelajaran.

4. Pengembangan Karakter: Dalam Kurikulum Merdeka, pengembangan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila menjadi pilar utama. Hal ini berbeda dengan Kurikulum 2013 yang lebih menekankan pada pengetahuan dan keterampilan.

Kurikulum Merdeka dianggap lebih relevan untuk diterapkan di era modern ini karena memberikan ruang bagi kreativitas dan inovasi. Dalam situasi pembelajaran yang semakin dinamis, kurikulum ini membantu siswa untuk lebih mandiri dan mampu menghadapi tantangan global. Pendekatan berbasis projek dan fleksibilitas dalam merancang materi pembelajaran memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengajaran sesuai dengan potensi dan minat siswa, menjadikannya lebih adaptif terhadap perubahan.

Mana yang Lebih Baik?

Memilih antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka bukanlah soal mana yang lebih baik, melainkan soal mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan sekolah dan siswa. Kurikulum 2013 menawarkan struktur yang kuat untuk membangun fondasi pengetahuan, sementara Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi pembelajaran yang lebih kontekstual dan berbasis pengalaman. Dengan memahami perbedaan ini, sekolah dapat memilih pendekatan yang paling sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

Dengan segala perubahan ini, diharapkan siswa Indonesia dapat terus berkembang menjadi individu yang siap menghadapi tantangan masa depan, tanpa melupakan nilai-nilai dasar yang menjadi bagian dari identitas bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun