Mohon tunggu...
Yogi Pratama
Yogi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas sebelas Maret

Writers,

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Keberanian Prabowo dalam Menarik Artis dan Influencer ke Dalam Kabinet Pemerintahan: Terobosan atau Risiko?

19 Oktober 2024   15:49 Diperbarui: 19 Oktober 2024   15:51 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia politik Indonesia, langkah-langkah yang inovatif sering kali menjadi sorotan. Salah satu gebrakan terbaru yang mengguncang dunia politik adalah keputusan Prabowo Subianto untuk melibatkan artis dan influencer dalam kabinet pemerintahan. 

Langkah ini memicu berbagai reaksi, mulai dari apresiasi hingga kritik tajam. Apakah ini merupakan langkah cerdas dalam memanfaatkan potensi komunikasi digital atau justru merupakan langkah yang penuh risiko? Mari kita kupas lebih dalam.

Mengapa Melibatkan Artis dan Influencer dalam Pemerintahan?

Seiring dengan perkembangan teknologi, media sosial telah menjadi salah satu alat komunikasi paling kuat dan efektif dalam menjangkau masyarakat luas. Artis dan influencer memiliki daya tarik yang besar di kalangan generasi muda serta kemampuan untuk menggerakkan opini publik secara luas. Bagi seorang politisi, termasuk Prabowo, ini adalah aset yang tidak bisa dianggap remeh.

Dengan melibatkan artis dan influencer ke dalam pemerintahan, Prabowo tampaknya ingin memanfaatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan masyarakat, terutama generasi milenial dan Gen Z. Di era digital saat ini, kebijakan pemerintah tidak hanya perlu tepat sasaran, tetapi juga harus disampaikan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Kehadiran figur-figur publik yang dikenal luas ini bisa menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat.

Keberanian Prabowo: Terobosan atau Hanya Gimmick?

Langkah ini tentu saja menuai pro dan kontra. Di satu sisi, ada yang memandang ini sebagai langkah inovatif yang menandakan bahwa pemerintah sudah mulai beradaptasi dengan zaman. 

Artis dan influencer, yang memiliki jutaan pengikut di media sosial, bisa menjadi "juru bicara" yang efektif dalam menyebarkan informasi mengenai program-program pemerintah. Ini juga dianggap sebagai bentuk keberanian Prabowo dalam mendobrak stereotip bahwa hanya kalangan akademisi atau politisi berpengalaman yang pantas masuk ke dalam struktur pemerintahan.

Namun, di sisi lain, kritik pun datang. Beberapa pihak mempertanyakan kemampuan dan pengalaman para artis dan influencer ini dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan yang sangat kompleks. 

Tugas-tugas di kabinet menuntut kemampuan analisis, pengetahuan mendalam tentang isu-isu kebijakan, serta kemampuan untuk bernegosiasi dalam forum-forum politik yang menantang. Mereka yang skeptis khawatir bahwa pemilihan artis dan influencer lebih didasarkan pada popularitas daripada kompetensi, yang dapat berisiko pada efektifitas pemerintahan.

Mengambil langkah berani ini bukan tanpa risiko. Prabowo harus memastikan bahwa artis dan influencer yang terpilih memiliki integritas dan kompetensi yang memadai untuk menjalankan tugasnya di pemerintahan. 

Untuk membuktikan bahwa langkah ini bukan sekadar gimmick politik, mereka perlu didukung dengan program pelatihan yang memadai agar bisa memahami isu-isu kompleks seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan politik luar negeri.

Selain itu, mereka juga harus bisa menjaga kredibilitas mereka di mata masyarakat. Artis dan influencer yang sebelumnya lebih dikenal melalui hiburan harus bisa beralih ke peran baru sebagai pejabat publik yang dapat diandalkan. Ini bukan hal yang mudah, karena transisi dari dunia hiburan ke dunia birokrasi memerlukan penyesuaian yang cukup besar.

Potensi Dampak Positif di Era Digital

Jika langkah ini berhasil, dampaknya bisa sangat positif. Kehadiran artis dan influencer dalam pemerintahan bisa membawa warna baru dalam cara pemerintah berkomunikasi dengan masyarakat.

Pemerintah bisa lebih dekat dengan rakyat, terutama generasi muda yang sering kali merasa kurang terwakili oleh gaya komunikasi formal pemerintahan. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial, mereka bisa mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan terlibat dalam proses pembangunan negara.

Selain itu, kehadiran mereka juga bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda bahwa siapapun, bahkan yang berlatar belakang dunia hiburan, bisa turut berperan dalam membangun bangsa. Ini bisa menjadi bentuk demokratisasi dalam struktur pemerintahan, di mana setiap individu yang memiliki semangat dan niat baik dapat turut serta dalam membuat perubahan.

Berani Mencoba, Berani Bertanggung Jawab

Keputusan Prabowo Subianto untuk melibatkan artis dan influencer dalam kabinet pemerintahan memang merupakan langkah yang berani. Langkah ini bisa menjadi terobosan baru dalam mendekatkan pemerintah dengan masyarakat luas, atau sebaliknya, menjadi bumerang jika tidak dikelola dengan baik. Namun satu hal yang pasti, Prabowo menunjukkan bahwa dia berani mengambil risiko dan berpikir di luar kebiasaan untuk mencari solusi-solusi baru di era modern.

Sekarang, tinggal bagaimana artis dan influencer tersebut menjalankan peran barunya dengan penuh tanggung jawab, serta bagaimana pemerintah mendukung mereka agar dapat berkontribusi secara nyata. Terlepas dari berbagai pro dan kontra, keputusan ini tentu membawa harapan akan hadirnya semangat baru dalam pemerintahan Indonesia di masa depan. Apakah ini akan menjadi awal dari perubahan besar atau hanya fenomena sesaat? Waktu yang akan menjawabnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun