Mohon tunggu...
Yogi Pratama
Yogi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas sebelas Maret

Writers,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Doom Spending: Saat Emosi Mengendalikan Dompet di Saat Sulit

4 Oktober 2024   07:58 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:08 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Detik.com (Fenomena Doom Spending) 

3. Pengaruh Sosial

Media sosial adalah arena besar bagi perilaku doom spending. Iklan yang ditargetkan, tren terbaru yang muncul setiap minggu, hingga gaya hidup influencer yang selalu menampilkan produk-produk baru, menciptakan tekanan terselubung bagi kita untuk terus berbelanja agar tetap "terkoneksi" dengan dunia modern.

Dampak Negatif Doom Spending

Meskipun belanja mungkin memberikan kesenangan jangka pendek, dampak jangka panjangnya bisa berbahaya. Beberapa efek negatif dari doom spending antara lain:

- Masalah Keuangan: Pengeluaran berlebihan bisa menyebabkan hutang, dan banyak orang berakhir menggunakan kartu kredit secara tidak bertanggung jawab.

- Kecemasan Berkelanjutan: Ironisnya, meski belanja dilakukan untuk mengurangi stres, akibat dari pembelian impulsif justru menambah kecemasan baru—terutama ketika tagihan mulai berdatangan.

- Penyesalan: Setelah efek dopamin hilang, banyak orang merasa menyesal atas pembelian yang tidak diperlukan. Penyesalan ini bisa memperparah perasaan cemas dan bahkan membuat siklus doom spending berulang.

 Cara Mengatasi Doom Spending

Jika Anda merasa terjebak dalam siklus doom spending, jangan khawatir! Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengendalikan kebiasaan ini.

 1. Sadari Pemicu Anda

Langkah pertama dalam mengatasi doom spending adalah menyadari apa yang memicu perilaku tersebut. Apakah Anda merasa cemas setelah melihat media sosial? Apakah stres di tempat kerja menjadi pemicu? Dengan memahami pemicu, Anda bisa mulai merencanakan cara untuk mengatasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun