Mohon tunggu...
Yogi Pratama
Yogi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas sebelas Maret

Writers,

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Doom Spending: Saat Emosi Mengendalikan Dompet di Saat Sulit

4 Oktober 2024   07:58 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:08 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern ini, tekanan hidup kian meningkat—baik dari pekerjaan, hubungan sosial, maupun tantangan keuangan. Salah satu fenomena menarik yang muncul adalah doom spending, yaitu kebiasaan belanja berlebihan sebagai cara pelarian dari stres dan kecemasan. Mungkin Anda pernah berada dalam situasi di mana stres melanda, dan tanpa sadar, keranjang belanja online Anda penuh dengan barang-barang yang sebenarnya tidak Anda butuhkan. Ini bukanlah fenomena langka, tetapi masalah yang sedang tumbuh di masyarakat global.

Apa Itu Doom Spending?

Doom spending bisa diartikan sebagai kebiasaan menghabiskan uang secara impulsif ketika seseorang merasa cemas atau stres. Kata "doom" merujuk pada perasaan negatif yang sering kali menjadi pendorong utama perilaku ini. Banyak orang menggunakan belanja sebagai cara sementara untuk mengatasi emosi negatif, mirip dengan makan berlebihan saat stres. Perasaan kepuasan sementara dari belanja memberikan "pelarian" sesaat, meskipun pada akhirnya bisa menambah masalah baru, seperti hutang dan perasaan menyesal.

Fenomena ini semakin terlihat dengan maraknya kemudahan berbelanja online. Hanya dengan beberapa klik, barang bisa tiba di depan pintu dalam hitungan hari, bahkan jam. Situasi ini diperparah oleh iklan dan promosi yang terus-menerus mengincar konsumen di media sosial, menciptakan dorongan belanja yang tak terbendung.

Mengapa Kita Melakukan Doom Spending?

Ada beberapa alasan mengapa doom spending begitu umum di tengah masyarakat modern:

 1. Dopamin Instan

Saat kita membeli sesuatu, otak kita melepaskan dopamin, hormon yang menciptakan perasaan senang. Ini adalah respon alami tubuh untuk memberi penghargaan pada tindakan tertentu. Namun, efek ini hanya bersifat sementara. Begitu barang dibeli, perasaan puas itu cepat memudar, dan kita kembali merasa cemas atau stres.

 2. Perasaan Kontrol

Di saat hidup terasa di luar kendali, belanja bisa memberi kita ilusi kontrol. Ketika Anda membeli barang, Anda membuat keputusan dan itu bisa memberi rasa kepuasan karena merasa memiliki kendali atas sesuatu, meskipun itu hanya keputusan kecil tentang apa yang Anda beli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun