Mohon tunggu...
Yogi Pratama
Yogi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas sebelas Maret

Writers,

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemilihan Kepala Daerah 2024, Pilih Uang atau Hati Nurani?

3 Oktober 2024   15:13 Diperbarui: 3 Oktober 2024   15:13 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pmii.id (Politik Uang)

   Politik uang lebih sering menargetkan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Mereka yang secara ekonomi kurang mampu lebih mudah terpengaruh oleh iming-iming bantuan tunai atau sembako. Alhasil, kelompok masyarakat miskin terus terjebak dalam siklus ketergantungan dan tidak pernah benar-benar diberdayakan.

Mengapa Kita Harus Menolak Politik Uang?

1. Memilih Pemimpin Berkualitas

  Pemimpin yang terpilih tanpa politik uang cenderung lebih fokus pada pelayanan publik dan pembangunan daerah. Mereka tidak terbebani oleh hutang politik atau kewajiban kepada "sponsor" yang mendanai kampanye mereka. Ini memungkinkan mereka untuk bekerja lebih profesional dan memperjuangkan kepentingan rakyat.

2. Menciptakan Demokrasi Sehat

   Menolak politik uang berarti memperjuangkan demokrasi yang sehat dan berkualitas. Pilihan yang didasarkan pada program kerja, visi-misi, dan rekam jejak calon akan mendorong terciptanya pemerintahan yang lebih baik dan transparan.

3. Menjaga Hak Pilih

   Hak pilih adalah hak yang sangat berharga. Dengan menolak politik uang, kita menjaga kemurnian hak tersebut dan memastikan bahwa suara kita benar-benar menentukan masa depan daerah dan negara.

Bagaimana Masyarakat Bisa Berperan?

1. Edukasi dan Kesadaran

   Penting bagi masyarakat untuk memahami bahaya politik uang dan dampak negatifnya terhadap kehidupan sehari-hari. Kampanye anti-politik uang harus lebih gencar dilakukan, terutama di daerah-daerah yang rawan praktik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun