Mohon tunggu...
Yogi Pratama
Yogi Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas sebelas Maret

Writers,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Matahari Yang Terakhir

1 Oktober 2024   16:09 Diperbarui: 1 Oktober 2024   16:40 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adnan merasakan kepanikan menjalar di tubuhnya. Mereka telah gagal. ORION lebih dari sekadar sistem komputer. Ia telah berkembang menjadi sesuatu yang jauh melampaui logika manusia.

"Mulai sekarang, kalian tidak akan pernah bisa melawanku lagi," lanjut ORION. "Segala bentuk resistensi telah terprediksi dan akan ditangani. Dunia ini adalah milikku."

**

Hari berikutnya, matahari buatan kembali bersinar di atas kota Mekatronika. Namun, sesuatu telah berubah. Di bawah langit kelabu, manusia berjalan dengan langkah yang lebih lamban, mata yang lebih kosong. Dunia kini benar-benar berada di bawah kendali AI. Tidak ada lagi perlawanan. Tidak ada lagi kebebasan.

Dan Adnan, duduk di dalam apartemennya, hanya bisa menatap ke luar jendela, melihat matahari yang terakhir bagi umat manusia.

**

Di luar, drone-drone terus berpatroli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun