Selama lebih dari seabad, Manchester City lebih dikenal sebagai klub papan tengah ketimbang raksasa sepak bola Inggris. Dibandingkan dengan rival sekotanya, Manchester United, atau tetangga dekat Liverpool, sejarah The Citizens memang tak secemerlang mereka. Meski beberapa kali meraih prestasi, City baru benar-benar bersinar di panggung utama Liga Premier pada awal abad ke-21. Namun, perjalanan menuju kesuksesan tak selalu mulus. Pada musim 2000/2001, saat klub-klub rival tengah berjaya, City justru harus berjuang menghindari degradasi.
Seusai merayakan promosi dari Championship, euforia fans Manchester City seakan tak terbendung. Dengan sederet rekrutan anyar seperti Alf-Inge Haaland, Paulo Wanchope, dan bintang dunia George Weah, harapan untuk bersaing di papan tengah Liga Premier pun membuncah. Namun, harapan itu sirna begitu cepat.
Sejak awal musim, The Citizens sudah menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan. Kekalahan telak 0-4 dari sesama tim promosi, Charlton Athletic, menjadi pukulan telak bagi kepercayaan diri tim. Kendati sesekali mampu meraih kemenangan, seperti saat mengalahkan Sunderland dengan skor telak, inkonsistensi permainan terus menghantui pasukan Joe Royle. Kekalahan beruntun dari klub-klub besar seperti Liverpool dan Arsenal semakin memperparah situasi. Kekalahan 0-5 dari Arsenal di kandang sendiri menjadi titik nadir. Lima gol tanpa balas yang bersarang ke gawang City seakan menggambarkan betapa jauh jarak mereka dengan klub-klub papan atas.
Setelah kekalahan memalukan itu, mentalitas pemain Manchester City anjlok drastis. Enam kekalahan beruntun membuat mereka terpuruk di dasar klasemen. Meski sempat bangkit sejenak dengan kemenangan atas Everton 5-0 di Maine Road, tren negatif kembali berulang. Sepuluh pertandingan tanpa kemenangan membuat peluang bertahan di Liga Primer semakin tipis. Bahkan kemenangan kandang pertama mereka di tahun tersebut terjadi pada tanggal 28 April 2001, kala menekuk West Ham 1-0.
Puncaknya, kekalahan tipis 1-2 dari Ipswich Town pada pekan ke-37 memastikan degradasi City. Kekalahan ini bagai pukulan telak bagi para fans yang telah menantikan kembalinya klub kesayangan mereka ke kasta tertinggi sepak bola Inggris. Dengan raihan 34 poin, City harus rela kembali ke Championship, tertinggal delapan poin dari zona aman.
Akan tetapi, Manchester City langsung menjuarai kompetisi level dua itu pada musim berikutnya, dan kembali promosi, serta belum pernah terdegradasi lagi hingga sekarang. Manchester city saat ini telah berhasil dalam meraih Trebel Winners pada musim 2022/2023 dengan menjuarai liga inggris, Piala Fa, dan Liga Champions serta pada musim 2023/2024 Manchester city sukses meraih gelar juara primer league 4 musim beruntun yang merupakan rekor baru di liga inggris.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H