Gerakan self-love pada Gen Z merupakan suatu fenomena yang timbul karena adanya perlawanan terhadap sikap masyarakat yang mengobjektifitaskan kualifikasi seorang individu agar dapat diterima di masyarakat1 demi menunjang kesehatan mental individu dan sebagai sarana motivasi untuk merubah diri.
Self-love sendiri menurut Donna Rockwell, PsyD yang dilansir dari tulisannya di Newslatter American Psychological Association, self-love adalah kemampuan mengetahui diri sendiri, suatu bentuk kesadaran diri yang membebaskan aktor dari tindakan termakan ego yang membuatnya berpikir apa pun yang dilakukan seseorang adalah tentang "aku", yang menunjuk ke peranan yang kita mainkan dalam skala yang lebih besar, kemungkinan yang lebih besar untuk terhubung dengan komunitas, untuk menyentuh dan disentuh, untuk menjadi bagian dari proses penyembuhan2.
Namun dengan meledaknya popularitas konsep self-love pada kalangan Gen Z, mulai maraknya munculnya pelencangan terhadap konsep self-love itu sendiri.
Self-love yang awalnya berorientasi pada kesehatan mental Gen Z mulai di senangi khalayak umum dikarenakan sisi positif yang ditimbulkannya. Namun dengan semakin massalnya konsep self-love diketahui publik, sudah pasti akan ada pencocokan ide dengan tujuan memperbaiki atau merubah konsep self-love agar dapat cocok dengan sudut pandangnya.Â
Dimana perubahan tersebut dapat menguntungkan satu golongan tertentu namun beresiko merugikan pihak tertentu karena adanya pelencengan pada konsep awal dari self-love sendiri, contohnya dimana pihak tertentu yang merubah konsep self-love menjadi suatu cara menormalisasikan gaya hidup yang tidak sehat, atau menormalisasikan sikap yang merendahkan orang lain dengan iming-iming menjaga kesehatan mental pribadi.
Jadi bagaimana kita sebagai individu yang tidak familiar terhadap konsep self-love dapat mengetahui cara yang benar dalam menerapkannya dan tidak berakhir merusak diri ataupun lingkungan sosial kita dengan penerapan yang salah?
Berikut merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan self-love pada kehidupan yang bisa kalian coba.
Kelilingi dirimu diantara orang-orang yang positif
Orang-orang yang positif dapat membantu merubah sudut pandang kita terhadap suatu masalah, dikarenakan sifatnya yang positif dia dapat memberikan masukan yang optimistik terhadap suatu permasalahan dan meningkatkan rasa percaya diri kita.Â
Disaat kamu mencoba membangun suatu hubungan dengan orang-orang positif cobalah berkomitmen terhadap hubungan itu, karena saat kita terhubung dengan seseorang kita cenderung mereplika kepribadian dan sudut pandang orang itu yang dimana akan sangat membantumu untuk memandang suatu hal dalam sisi yang lebih positif.
Jauhi drama dan gosip
Saat bergosip kita cenderung merasakan perasaan senang atau bersemangat, tanpa menyadari tindakan kita yang menghakimi seseorang hanya berdasarkan rumor dan perkataan pihak ketiga dan merasa bahwa tindakan kita tidak merugikan siapapun.Â
Tindakan bergosip ini muncul murni sebagai bentuk dari ego dan perasaan lebih baik dari satu sama lain. Lebih baik dihindari dikarenakan orang-orang yang suka bergosip cenderung suka mengeluh dan menemukan kesenangan dibawah penderitaan orang lain, terlebih dengan semakin seringnya kamu terlibat maka semakin besar kemungkinan kamu untuk kehilangan pijakan terhadap realita yang sebenarnya terjadi.
Istirahat
Terkadang solusi terbaik dalam meredakan suatu beban pada diri adalah untuk mundur dan merefleksikan posisi kita dalam permasalahan itu. Istirahat sejenak dapat membantu meluruskan pikiran agar dapat mencapai keputusan terbaik tanpa termakan ego dan bias diri.
Bersyukur
Bersyukur merupakan bentuk paling sederhana namun sangat berpengaruh terhadap kedamaian pada diri. Sikap bersyukur bisa dimulai dengan melakukan observasi terhadap sekitarmu, perhatikan hal baik yang kamu miliki tanpa kamu sadari seperti fisik yang fungsional, pikiran yang fungsional, lingkungan yang asri dan layak untuk hidup, komunitas yang saling mendukung satu sama lain.Â
Disaat kamu menyadari itu tidak lama secara tidak sadar kamu mulai dapat melihat sisi baik dari segalanya dan dapat merasa lebih baik dalam kehidupan yang kamu jalani3.
DAFTAR PUSTAKA
Rockwell, D. (2018). & Doctor of Psychology of America Psychological Association
Rosida, D., Saputri, D. Y. (2019). SELF-LOVE AND SELF-ACCEPTANCE: REDEFINING IDEAL BEAUTY THROUGH ITS REPRESENTATION IN SCARS TO YOUR BEAUTIFUL. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. doi: 10.21831/ltr.v18i3.27409
King, V. (2018). Good Vibes, Good Life: How Self-Love Is the Key to Unlocking Your Greatness. Kota: Hey House UK (United Kingdom)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H