Mohon tunggu...
Yogik Septiawan
Yogik Septiawan Mohon Tunggu... Seniman - Pegiat Sastra Indonesia

S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Kebutuhan Dasar Fisiologis dan Ancaman Covid-19

20 Maret 2022   12:24 Diperbarui: 20 Maret 2022   12:27 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah dua tahun Covid-19 menjadi bagain dari kehidupan manusia. Memulai aktifitas yang serba baru dan terbatas adalah konsekuensi yang harus dilakukan.

Seluruh dunia diguncang oleh makhluk yang tidak bisa dilihat, dicerna, dirasa dan diraba oleh alat indra manusia.

Makhluk yang di visualisasikan seperti buah rambutan yang dengan ukuran sangat kecil. Makhluk tersebut adalah virus Covid-19 yang mampu menghancurkan tatanan kehidupan manusia.

Manusia dipukul dipaksa menyesuaikan kehidupan baru untuk melangsungkan hidupnya, memenuhi kebutuhannya.

Sejak kemunculannya, virus ini dinyatakan oleh WHO bahwa Covid-19 adalah virus yang berbahaya dan mematikan yang mampu melumpuhkan aktifitas manusia. Virus ini juga menuai banyak penilaian asal mula kehadirannya.

Mulai dari penilain bahwa virus ini merupakan kejadian alam hadir karena takdir tuhan. Teori konspirasi yang sempat menjadi perdebatan oleh para pengamat politik mengatakan jika virus covid-19 merupakan buatan para ilumination sebagai senjata perang secara biologis.

Disamping kebenaran atau tidaknya virus tersebut adalah virus buatan, tetapi menurut penulis bahwa virus covid-19 benar-benar menyerang aspek biologis manusia.

Secara bahasa biologis dapat diartikan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Segala lini kehidupan manusia serba terbatas sehingga memaksa memutar otak untuk mempertahankan hidupnya.

Kebutuhan bertingkat Maslow

Abraham H. Maslow adalah tokoh yang menonjol dalam psikologi humanistik. Karyanya di bidang pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali terhadap upaya memahami motivasi manusia.

Sebagian dari teorinya yang penting didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatan-kekuatan yang melawan atau menghalangi pertumbuhan.

Teori yang paling terkenal dari Abraham Maslow adalah Hierarchy of needs atau hirarki kebutuhan.

Abraham Maslow dengan gagasan kebutuhan bertingkatnya yang menurut hemat penulis gagasan tersebut masih sangat relevan sampai sekarang ini.

Gagasan kebutuhan bertingkat Maslow mengungkapkan ada lima kebutuhan yang harus dipenuhi dalam diri manusia.

Pertama, kebutuhan dasar fisiologis yaitu kebutuhan untuk melangsungkan hidup jangka pendek seperti kebutuhan makan dan minum.

Kedua, kebutuhan rasa aman yaitu kebutuhan untuk memenuhi ketentraman, kenyamanan dan menghindarkan dari ketakutan.

Ketiga, kebutuhan rasa cinta kasih sayang yaitu kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang oleh orang lain,keluarga dan komunitasnya.

Keempat, kebutuhan penghargaan/harga diri yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan prestasinya, pengakuan nama baiknya.

Kelima, kebutuhan akan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk mengembangkan dan menggunakan segala kompetensi diri.

Dalam teori kebutuhan bertingkat, Abraham Maslow menempatkan kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan pertama yang harus dipenuhi manusia sebelum memenuhi kebutuhan tingkat selanjutnya.

Fenomena Masyarakat

Dua tahun lebih aktifitas manusia dalam masa pandemi ini mengalami banyak perubahan aktifitas sosialnya.

Banyak fenomena yang menunjukkan kegelisahan, ketakutan manusia untuk mempertahankan hidupnya. banyak pemberhentian kerja oleh perusahaan karena pandemi dan fenomena lainnya.

Beberapa fenomena yang beredar di media menunjukkan fenomena masyarakat dalam masa pandemi lebih memilih bekerja di luar rumah demi memperpanjang nafas hidupnya dan keluarganya, daripada tinggal di rumah mencari rasa aman.

Dalam fenomena lain yang saya ketahui kejadiannya secara langsung mendengar tanggapannya.

Seorang penjual tahu tek yang setiap malamnya menjual di pinggir jalan Sutorejo, Surabaya. Beliau lebih memilih tetap berjualan daripada berhenti dan tinggal di rumahnya. Saya sempat bertanya "Pak, semenjak ada corona ini, apa masih seperti biasanya yang beli disini pak?" Beliau menjawab "Ya, pastinya sepi nak, hanya beberapa yang beli. yang penting bisa buat makan sehari-hari sudah cukup nak, bapak sudah tidak mikir nabung lagi, cukup buat kebutuhan sehari-hari aja"

Dari fenomena tersebut menunjukkan jika konsepsi Abraham Maslow masih relevan sampai sekarang, bahwa kebutuhan dasar fisiologis harus terpenuhi dulu, dan manusia tidak akan berfikir untuk mencari keamanan, kasih sayang, penghargaan dan aktualisasi diri karena kebutuhan dasar fisiologisnya belum terpenuhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun