Mohon tunggu...
yogie anggara
yogie anggara Mohon Tunggu... -

Aku suka melihat,mendengar dan melirik kata-kata serta mengucapnya dalam hati atau meneriakinya dengan keras.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menhub Dipecat Atau Tidak?

2 Oktober 2010   06:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:47 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini!langit duka menyelimuti lagi bumi pertiwiku,aku tiba-tiba menahan sesuatu yang berat diantara kelopak mataku.Bulu kudukku berdiri seperti ada sesuatu yang membuat aku harus menegadah kelangit kemudian menghela nafas panjang.Ya Allah!Innalillahi wa innalilahi rojiun.

Kudengar sayup-sayup suara orang menelpon dari sebuah stasiun televisi.Seorang keluarga korban menyatakan jika salah satu anggota keluarganya turut menjadi korban kecelakaan maut ini.Dia menangis menahan duka,”suami saya tidak turut dalam korban tewas tetapi beliau patah tulang dan kini masih di rawat di rumah sakit pemalang,”ujar wanita itu.

Aku sejenak berkaca-kaca mendengar kata-kata itu.Aku tak mampu melukiskan kesedihan yang mendalam para keluarga korban yang turut dalam kecelakaan maut KA argo bromo anggrek dan senja utama tersebut.

Aku hanya membayangkan saat kubaca dari sebuah media online tentang kronologis kejadian peristiwa naas tersebut.Bagaimana mereka tiba-tiba tersentak ketika terlelap dalam tidur saat merasakan cape’ perjalanan untuk menuju kota tujuan.Namun tiba-tiba dipaksa oleh Allah untuk melanjutkan perjalanan yang panjang menuju akhirat saat nyawa meregang dan kondisi jasad terpental,terjepit meringis tanpa sama sekali mereka duga sebelumnya.AllahuAkbar!

Tak ada yang bisa disalahkan atas terjadinya tragedi ini.Karena saling menyalahkan atas terjadinya peristiwa ini adalah bentuk perbuatan yang dilarang oleh agama.Namun,ulah tangan orang-orang yang tak berkompeten dalam penanganan pengamanan transportasi seperti ini harus mulai dievaluasi secara mendalam.Siapa yang selama ini hanya duduk di balik meja dan ruangan ber-Ac yang hanya mengurusi proyek tanpa melihat kondisi yang mengancam keselamatan jiwa ratusan orang yang menyandarkan keselamatan mereka di bahu para petinggidan pemegang kewenangan tersebut.

Dua masinis kedua Kereta api layak untuk diperiksa.Karena kalalain dan kecerobohan mereka menjadi salah satu faktor,ingat hanya faktor dan bukan penyebab.Para petugas teknis yang sedang berjaga di stasiun tawang juga harus pula mejalani periksaaan intensif.

Korban yang telah jatuh ini adalah peringatan dari Allah,sebuah musibah yang layak untuk dievaluasi dalam diri masing-masing insan yang masih tinggal dan bernafas di dunia.Dan jangan sombong dengan menyalahkan dan mengumpat-umpat orang perorang.

Investigasi harus dijalankan dengan sebaik-baiknya,kalau memang terdapat kejanggalan dan bentuk pengambilan kebijakan yang dinilai telah banyak menimbulkan kecerobohan hingga ancaman keselamatan pengguna transportasi jenis ini.Presiden layak memecat Menhub!.(yogie)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun