Mohon tunggu...
Yogi Anugrah
Yogi Anugrah Mohon Tunggu... -

mahasiswa ilmu komunikasi uin sunan kalijaga 2014. kesini aja http://yogianugrah.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengemis Tua di Kawasan Wisata

20 November 2014   19:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:18 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Adi mulkodo adalah nama bapak tersebut,seorang pengemis di sudut jalan benteng Vredeburg yang beberapa hari lalu sempat saya wawancarai. Di usia nya yang hampir menginjak 60 tahun,ia masih terlihat cukup kuat untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari nya. Orang asli Jogja ini hidup di jalanan sudahsekitar 30 tahun. Pagi hingga sore ia berada di daerah benteng,sedangkan pada saat malam ia berada di daerah Malioboro. Ia belum berkeluarga dan memiliki 11 orang saudara.

Bapak Adi Mulkodo ini tidak seperti pengemis-pengemis lainnya yang saya temui di daerah benteng Vredeburg. Ia memiliki sedikit kekurangan fisik yang membedakannya dengan orang seusia nya. Tubuh dan kaki nya agak kecil. Bapak ini terkena penyakit polio pada saat balita. Penyakit polio dan keadaan ekonomi yang kurang membuat nya hanya sekolah sampai kelas 2 Sekolah Dasar (SD). Dari 11 orang saudaranya,hanya ia yang pernah terserang virus polio. Masa kecil nya dihabiskan di sebuah yayasan untuk orang orang yang terserang virus polio. Yayasan yang bernama Bakti Rohani.

Polio itu adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang di sebabkan oleh virus yang dinamakan poliovirus. Virus ini masuk ke tubuh melalui mulut dan menginfeksi saluran usus. Kemudian mengalir ke sistem saraf pusat yang menyebabkan melemahnya otot dan kadang menyebabkan kelumpuhan. Satu - satunya jalan yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit polio ini adalah dengan mendapatkan vaksinasi polio. Vaksinasi polio diberikan kepada bayi yang baru lahir kemudian dilanjutkan saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. Untung nya, pada bulan Maret 2014 silam, WHO menyatakan bahwa kawasan Asia Tenggara bebas dari virus polio. Sehingga tidak di perlukan lagi vaksinasi pada bayi.

Terdapat enam negara di seluruh dunia yang banyak di temukan kasus polio, yakni India, Sudan, Nigeria, Afghanistan, Mesir dan Pakistan, tetapi ada beberapa negara yang sudah bebas polio seperti Chad dan Yaman terserang kembali oleh virus polio. Hal ini di karenakan virusnya menyebar dari Negara yang banyak di temukan kasuspolio nya.

Sekarang,bapak Adi Mulkodo menggunakan bantuan kursi roda yang di berikan oleh seorang turis asing untuk melanjutkan kehidupan sehari-harinya. Turis asing yang sedang berwisata ke daerah Malioboro itu merasa kasihan terhadap kondisi bapak Adi mulkodo dan memberikannya sebuah kursi roda kepadanya. Suatu kali, Bapak Adi Mulkodo pernah di tabrak mobil di daerah Malioboro yang menyebabkan tangannya patah. Beruntung orang yang menabrak nya mau bertanggung jawab dan kemudian membawa nya ke rumah sakit.

Bapak Adi Mulkodo ini adalah salah satu dari sekian banyak pengemis pengemis di kawasan Malioboro ataupun Benteng Vredeburg yang harusnya mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah Yogyakarta. Karena Malioboro dan Benteng Vredeburg adalah tempat tempat yang banyak di kunjungi wisatawan dalam maupun luar negeri. Hal ini sebenarnya juga sesuai dengan implementasi pasal 34 ayat 1 UUD 1945. Bahwa “fakir miskin dan anak terlantar di pelihara oleh Negara”. Alangkah bagusnya jika pemandangan pemadangan yang “tidak enak” di liat mata itu mulai berkurang atau bahkan bisa hilang. Hal ini tentu semakin menambah daya tarik tempat tempat tersebut.

Dan di akhir wawancara saya dengan bapak Adi Mulkodo, ia berpesan kepada saya untuk kuliah yang benar. Karena menurut bapak Adi Mulkodo,kuliah itu akan sangat menentukan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun